Soloraya
Kamis, 4 November 2021 - 19:16 WIB

Bupati Boyolali Terima Gelar dari Keraton Solo

Cahyadi Kurniawan  /  Haryono Wahyudiyanto  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ketua Lembaga Dewan Adat Keraton Kasunan Surakarta Hadiningrat, G.K.R. Koes Moertiyah Wandansari, menyerahkan kekancingan kepada Bupati Boyolali, M. Said Hidayat di Kantor Bupati Boyolali, Kamis (4/11/2021). (Solopos.com/Cahyadi Kurniawan)

Solopos.com, BOYOLALI—Bupati Boyolali, M. Said Hidayat, menerima gelar atau kekancingan dari Keraton Solo. Tak hanya Said, sejumlah pejabat lain juga mendapatkan kekancingan dengan berbagai gelar.

Bupati Said mendapatkan gelar Kanjeng Raden Riya Arya Mohammad Said Hidayat Natadiningrat. Selain itu, Wakil Bupati Boyolali juga menerima gelar Kanjeng Raden Riya Arya Wahyu Irawan Reksadiningrat.

Advertisement

Kekancingan juga diberikan kepada Ketua DPRD, Marsono. Ia mendapatkan gelar Kanjeng Raden Arya Marsono Wreksanagara. Kemudian, Sekretaris Daerah Boyolali mendapatkan gelar Kanjeng Raden Arya Masruri Rumeksanagara. Selain keempat pejabat itu, ada puluhan orang lain yang juga mendapatkan kekancingan dari Keraton Surakarta.

Baca Juga: Simpang PB VI Selo Boyolali Habiskan Anggaran Rp7,4 Miliar

Ketua Lembaga Dewan Adat Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat, G.K.R. Koes Moertiyah Wandansari, mengatakan pemberian gelar itu merupakan wujud kepercayaan Keraton atas upaya dan peran para penerima gelar dalam melestarikan budaya Jawa yang bersumber dari keraton.

Advertisement

“Apa yang saya lakukan ini hanya mengajak Anda semua menjaga kelestarian budaya Jawa. Siapa lagi kalau bukan kita di sini yang menjaga,” kata Mbak Moeng.

Pada kesempatan yang sama, Bupati Said menyampaikan terima kasih atas gelar yang diberikan Keraton Surakarta. Menurut Said, menjaga dan melestarikan kebudayaan Jawa merupakan tanggung jawab yang berat.

Baca Juga: Simpang PB VI Selo, Ikon Baru Jalur Wisata Solo-Selo-Borobudur

Advertisement

Said sendiri melakukan sejumlah program untuk melestarikan budaya Jawa di Kabupaten Boyolali mulai dari menggelar pentas wayang kulit hingga pentas campursari.

Pada setiap Kamis, seluruh ASN di Boyolali juga wajib mengenakan pakaian adat di nusantara. Pada hari yang sama juga seluruh ASN menggunakan bahasa Jawa dalam berkomunikasi.

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif