SOLOPOS.COM - Ilustrasi Pornografi (Solopos/Whisnupaksa Kridhangkara)

Solopos.com, WONOGIRI — Kasus kekerasan seksual yang melibatkan anak, baik sebagai pelaku maupun korban dinilai tinggi. Bupati Wonogiri, Joko Sutopo alias Jekek menaruh perhatian serius dalam pencegahan dan penanganan kasus tersebut.

Sebagaimana diketahui, kasus kekerasan seksual yang melibatkan anak, baik sebagai pelaku maupun korban, kembali terjadi di Kecamatan Sidoharjo, Wonogiri. Dalam kasus tersebut melibatkan seorang laki-laki yang masih berstatus sebagai pelajar SMP. Laki-laki tersebut tega mencabuli anak TK dan adik kandungnya sendiri. Jumlah korban diduga mencapai empat orang.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Bupati Wonogiri, Joko Sutopo, dalam berbagai kesempatan mengaku miris saat melihat kekerasan seksual melibatkan kalangan anak. Hal itu termasuk saat bertemu dengan pelajar SMA sederajat di Kabupaten Wonogiri yang tergabung dalam organisasi Rohani Islam (Rohis), Rabu (30/3/2022). Munculnya pandemi Covid-19 dan media sosial (medsos) dinilai memberikan pengaruh besar terhadap kasus yang melibatkan anak.

Baca Juga: Skandal Seks Anak di Wonogiri, Jekek Ingin Ada Efek Jera

“Medsos adalah alur yang cukup terbuka, mengatasnamakan kebebasan. Berita yang di-share tidak ada editornya. Dan setiap hari kita dibingungkan dengan kabar berita yang entah benar atau tidak,” kata bupati yang akrab disapa Jekek itu.

Pandemi Covid-19 dinilai turut mempengaruhi maraknya kekerasan seksual yang melibatkan anak. Di tengah pandemi Covid-19, para pelajar banyak yang melaksanakan kegiatan belajar mengajar melalui pembelajaran jarak jauh (PJJ).

“Selama pandemi Covid-19, PJJ bukan tatap muka tetapi tatap maya. Kelihatannya mengikuti pelajaran tapi celakanya malah mengakses hal yang berbau pornografi. Ini faktanya,” kata dia.

Baca Juga: Heboh Skandal Seks Anak di Bawah Umur di Jatiroto Wonogiri

Bupati Jekek mengatakan mayoritas masyarakat belum memahami fungsi medsos dengan benar. Hal ini juga menjadi penyebab angka kasus kekerasan seksual terhadap anak naik drastis. Saat ada anak yang masih labil tak berada di lingkungan yang tepat akan mengakibatkan anak tersebut tak memiliki pemikiran sesuai dengan batas usianya.

“Ada kasus di Jatiroto, anak usia 16 tahun, kelas 1 SMA, telah melakukan seks bebas. Pelakunya ada tujuh orang. Menurut pengakuannya, mereka mendapat gambar-gambar dari internet,” ucapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya