SOLOPOS.COM - Bupati Karanganyar, Juliyatmono, menyerahkan seragam sekolah bagi siswa baru SD dan SMP pada Senin (17/7/2023). (Solopos.com/Indah Septiyaning Wardani)

Solopos.com, KARANGANYAR — Pengadaan seragam sekolah selalu menjadi momok bagi orang tua siswa dari kalangan tidak mampu di setiap tahun ajaran baru. Tak jarang menimbulkan pro kontra di kalangan wali murid.

Pengaduan pengadaan seragam pun membanjiri laporan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) hingga ke Bupati Karanganyar. Sebagai solusi atas persoalan itu, Disdikbud Karanganyar membagikan 9.950 seragam sekolah kepada siswa SD dan SMP di Karanganyar. Seragam dibagikan secara cuma-cuma.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Secara simbolis bantuan diserahkan Bupati Karanganyar, Juliyatmono, di hari pertama masuk sekolah tahun ajaran baru 2023/2024 di SMP Negeri 2 Karanganyar, Senin (17/7/2023). Bupati mengatakan program ini untuk membantu para orang tua yang terbebani belanja seragam sekolah.

“Bantuan ini memang khusus untuk anak keluarga tidak mampu yang setiap kali keberatan dengan aturan seragam sekolah. Tiap tahun kok masalah seragam terus,” kata Juliyatmono.

Dia mewanti-wanti sekolah untuk tidak memungut uang seragam. Seragam sekolah agar diserahkan ke orang tua saja. Juliyatmono mengatakan pengadaan seragam sekolah sebenarnya dianggarkan di 2021 dan 2022. Namun gagal lelang, sehingga baru bisa terealisasikan pada tahun ini. Pemkab akan melihat apakah memungkinkan pengadaan mendatang tak hanya seragam tapi kebutuhan lain seperti tas, alat tulis, dan sebagainya.

“Silakan kalau memang belum mampu beli seragam pakai yang lama dulu. Misalnya SMP ya pakai yang SD dulu,” kata dia.

Juliyatmono juga mengingatkan agar para guru tidak membeda-bedakan satu siswa dengan siswa lainnya. “Semua sama. Entuk pelajaran yang sama.”

Kepala Disdikbud Karanganyar, Yopi Eko Jatiwibowo, mengatakan pengadaan seragam untuk 9.950 siswa SD dan SMP itu menelan Rp1.872.236.000. Perincinannya, untuk 3.750 siswa SMP senilai Rp746.998.500, dan  6.200 siswa baru SD senilai Rp1,125 miliar.

“Pengadaan ini dari APBD pagunya Rp2 miliar. Dimenangkan rekanan Rp1,8 miliar sekian. Pembagiannya kami serahkan ke sekolah yang paling tahu siapa siswa yang paling membutuhkan,” kata Yopi.

Saat ini, seluruh sekolah serentak melaksanakan masa pengenalan lingkungan sekolah (MPLS) bagi peserta didik baru. MPLS berjalan hingga sepekan ke depan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya