Soloraya
Senin, 2 Januari 2017 - 21:23 WIB

BUPATI KLATEN DITANGKAP KPK : Kisah Tukang Kunci yang Dipanggil Saat Penggeledahan Ruang Kerja Bupati

Redaksi Solopos.com  /  Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Budiyanto alias Londo, 45 (tengah, duduk), tukang kunci di Klaten yang dipanggil Satgas KPK saat penggeledahan berada di Kompleks Setda Klaten, Senin (2/1/2017). (Ponco Suseno/JIBI/Solopos)

Bupati Klaten ditangkap KPK, seorang tukang kunci menceritakan kisahnya saat dimintai tolong Satgas KPK

Solopos.com, SOLO — Budiyanto alias Londo, 45, tak menyangka saat tiba-tiba dimintai tolong oleh anggota Satuan Tugas (Satgas) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Senin (2/1/2017).

Advertisement

Tukang kunci yang biasa mangkal di perempatan Karangduwet, Kelurahan Kabupaten, Klaten, itu memperoleh “tugas khusus” dari Satgas KPK. Londo dengan keahliannya menduplikat kunci disuruh membongkar tiga laci meja kerja Nina Puspitarini, ajudan Bupati Klaten. (Baca juga: Lagi, Uang Miliaran Rupiah Disita dari Ruang Kerja Anak Sri Hartini)

Berkaus putih dan bercelana jeans warna gelap yang sudah lusuh, Londo tiba di kompleks Setda Klaten sekitar pukul 11.30 WIB. Tepat di pintu utama menuju ruang kerja Bupati Klaten, Londo bertemu anggota Polres Klaten yang berjaga di luar ruangan saat penggeledehan susulan oleh Satgas KPK berlangsung .

Advertisement

Berkaus putih dan bercelana jeans warna gelap yang sudah lusuh, Londo tiba di kompleks Setda Klaten sekitar pukul 11.30 WIB. Tepat di pintu utama menuju ruang kerja Bupati Klaten, Londo bertemu anggota Polres Klaten yang berjaga di luar ruangan saat penggeledehan susulan oleh Satgas KPK berlangsung .

Setelah menjelaskan maksud dan tujuan kedatangannya ke kompleks Setda Klaten, Londo dipersilakan masuk ke ruangan ajudan Bupati. Rampung menunaikan tugasnya, Londo dipersilakan meninggalkan kompleks Setda Klaten.

“Saya disuruh masuk ke dalam untuk membukakan laci meja ajudan yang terkunci. Tadi ada tiga laci meja yang terkunci. Soal tarif, belum dibahas lebih lanjut,” kata Londo.

Advertisement

“Sebentar, kunci saya ketinggalan di dalam. Harus masuk lagi ini untuk mengambil kuncinya. Malah mbingungi dewe ngene,” kata Londo yang mengaku sudah menggeluti pekerjaan menduplikat kunci selama 20 tahun itu.

Begitu selesai mengambil kunci kendaraannya, Londo pamit pulang kepada anggota Satgas KPK dan Polres Klaten. Di hadapan juru warta, bayaran Londo “diberesi” Satgas KPK.

“Tadi sudah dibayar jasanya. Saya tidak menyebutkan nilainya, yang pasti ada lima angka [ratusan ribu rupiah],” kata dia.

Advertisement

Ajudan Sekretaris Daerah (Sekda) Klaten, Tri,  mengatakan sejumlah anggota Satgas KPK menggeledah ruang kerja bupati, ruang kerja sekda, ruang kerja ajudan bupati, dan ruang kerja Badan Kepegawaian Daerah (BKD). Tri sempat disuruh Satgas KPK melihat aksi penggeledehan tersebut.

“Saya hanya melihat. Laci meja ajudan yang dibuka ahli kunci tadi tidak ada apa-apa. Kosong. Kalau penggeledahan di ruang kerja bupati dan ruang kerja sekda, saya tidak tahu,” katanya.

Selama penggeledahan itu, beberapa anggota Polres Klaten bersenjata lengkap turut menjaga keamanan di kompleks Setda Klaten. Beberapa polisi menutup akses kompleks Setda Klaten untuk umum.

Advertisement

Beberapa polisi berjaga di gerbang pintu utama, yakni pintu masuk ke kompleks Setda. Beberapa anggota lagi berjaga di ruang kerja bupati, sekda, dan ajudan bupati. Sedangkan polisi lainnya berjaga di ruang kerja BKD Klaten.

“Kami hanya menjaga keamanan agar penggeledahan yang dilakukan KPK lancar,” kata seorang perwira polisi yang enggan disebutkan namanya.

Berdasarkan informasi yang dihimpun Solopos.com, penggeledehan dilakukan mulai pukul 10.00 WIB. KPK menetapkan Sri Hartini dan Kepala Seksi (Kasi) SMP Dinas Pendidikan (Disdik) Klaten, Suramlan, sebagai dalam kasus dugaan jual beli jabatan di Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Klaten.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif