SOLOPOS.COM - Para petugas pencacah lapangan BPS berkumpul di Aula Sukowati Sekretariat Daerah Sragen, Kamis (17/2/2022). (Solopos.com/Tri Rahayu)

Solopos.com, SRAGEN — Bupati Sragen, Kusdinat Untung Yuni Sukowati, mengumpulkan petugas survei atau pencacah lapangan yang akan melakukan Sensus Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2022. Sensus ini digelar sebulan mulai 1-31 Maret 2022.

Petugas pencacah lapangan itu dikumpulkan di Aula Sukowati Setda Sragen, Kamis (17/2/2022). Di sana, Bupati Yuni mewanti-wanti mereka agar melakukan survei secara sungguh-sungguh. Karena hasil kerja mereka akan menentukan masa depan Kabupaten Sragen.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Hasil Susenas Maret 2022 itu akan digunakan sebagai acuan dalam menghitung angka kemiskinan makro di Kabupaten Sragen. Ia berharap hasil survei para petugas akurat, sesuai kondisi riil di lapangan.

Baca Juga: Angka Kemiskinan di Sragen Naik, Ketimpangan Semakin Melebar

Susenas merupakan survei yang dirancang untuk mengumpulkan data sosial kependudukan yang relatif sangat luas. Data yang dikumpulkan antara lain menyangkut bidang-bidang pendidikan, kesehatan/gizi, perumahan, sosial ekonomi lainnya, kegiatan sosial budaya, konsumsi/pengeluaran dan pendapatan rumah tangga, perjalanan, dan pendapat masyarakat mengenai kesejahteraan rumah tangganya.

Yuni menginginkan para petugas survei ini memiliki rasa handarbeni, hangrasawani atau merasa menjadi bagian dari Kabupaten Sragen. Sehingga tugas survei Susenas itu dilaksanakan sebenar-benarnya dan dengan sungguh-sungguh.

Dia meminta para petugas mengisi data Susenas itu dengan sebenar-benarnya dan dengan sepenuh hati. Dengan survei Susenas itu, Yuni berharap angka kemiskinan di Sragen bisa turun.

Baca Juga: Sragen Diklaim Lumbung Pangan Terbesar Kedua Se-Jateng, Tapi Ternyata..

“Berapa banyak usaha yang kami keluarkan untuk mengentaskan kemiskinan. Survei itu harapannya angka erornya minim. Saat saya tanya kepada petugas survei itu ternyata ada yang belum mengerti Sragen. Mereka belum tahu bila Sragen itu penyangga pangan nasional. Apa yang saya sampaikan itu diharapkan menjadi bekal bagi mereka,” ujarnya.

Sebagai informasi, angka kemiskinan di Kabupaten Sragen pada 2021 lalu sebesar 13,83%. Dengan angka sebesar itu, Sragen berada di urutan kedelapan daerah dengan jumlah kemiskinan tertinggi di Jawa Tengah.

Jumlah warga miskin berdasarkan Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) mencapai 76.308 jiwa atau 134.670 rumah tangga miskin (RTM). Semetara berdasarkan pendapatan kabupaten/kota di Jawa Tengah 2021, pendapatan perkapita yang berada di garis kemiskinan itu untuk wilayah Sragen hanya Rp363.349.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya