SOLOPOS.COM - Bupati Sragen, Agus Fatchur Rahman, saat membuka acara sarasehan empat tahun pemerintahan ADA di sebuah rumah makan di Jl. Sukowati, Sragen, Kamis (29/1/2015). (Kurniawan/JIBI/Solopos)

Bupati Sragen minta maaf. Empat tahun memimpin Bumi  Sukowati, Agus Fatchur Rahman menjawab kritikan dalam sarasehan yang digelar.

Solopos.com, SRAGEN — Bupati Sragen, Agus Fatchur Rahman, meminta maaf kepada masyarakat atas berbagai kekurangannya dalam memimpin, selama lebih kurang empat tahun terakhir.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Agus juga berterima kasih atas kepercayaan yang diberikan kepadanya untuk menjadi orang nomor satu di Sragen. Pernyataan tersebut disampaikan Bupati saat membuka acara sarasehan terbuka membahas empat tahun kepemimpinan Agus Fatchur Rahman-Daryanto (ADA).

Sarasehan digelar di sebuah rumah makan di Jl. Sukowati Sragen, Kamis (29/1/2015) siang. Sejumlah tokoh dan aktivis masyarakat tampak hadir dalam acara tersebut, seperti Andang Basuki, Suti Hantoro, Saiful Hidayat, Rus Utaryono, Mahmudi Tohpati, dan Seto Nugroho.

Selain itu hadir juga Wakil Ketua DPRD Sragen, Bambang Widjo Purwanto; Ketua DPC PKB Sragen, Mukafi Fadli, dan sejumlah kontraktor di Bumi Sukowati. Sarasehan digelar oleh para aktivis Forum Komunikasi Organisasi Kepemudaan Sragen (Forkos).

Sekitar pukul 10.30 WIB Agus Fatchur Rahman datang didampingi sejumlah kepala satuan kerja perangkat daerah (SKPD). Namun Wabup Sragen, Daryanto, yang menjadi bagian kepemimpinan ADA, tak hadir. Informasi yang diperoleh Solopos.com, Daryanto di Jakarta.

Pernyataan minta maaf Agus keluar saat dia membuka acara. Saat itu Agus berbicara selama lebih kurang 30 menit tanpa teks. “Dalam konteks pembangunan Sragen saya menyampaikan terima kasih, dan permintaan maaf kepada rakyat Sragen,” tutur dia.

Agus mengakui dirinya tak sempurna dalam menjalankan amanat sebagai Bupati. Salah satu penyebabnya situasi saat dia mulai memimpin yang tak ideal. Tapi dia menegaskan pembangunan harus tetap berjalan untuk menyelesaikan berbagai permasalahan.

Agus mengakui hingga saat ini ada beberapa persoalan yang belum terselesaikan, seperti karut marut KPRI Handayani dan Perusahaan Daerah (PD) Pelopor Alam Lestari (PAL). Dia menyatakan masalah tersebut adalah warisan pemerintahan sebelumnya.

Alasannya, dia menilai pemerintahan sebelumnya cenderung menabrak aturan dan norma. Sehingga Bupati menyatakan dirinya mendapatkan sejumlah warisan masalah. Namun dia tidak memungkiri persoalan hukum yang menjeratnya juga menimbulkan masalah.

Apalagi, dia mengatakan, ketika ada pihak-pihak tertentu yang mencoba memainkan isu tersebut untuk mendiskreditkan dirinya di mata publik. Agus mengaku tidak mau terjebak pada urusan-urusan yang hanya akan menguras energinya.

“Saya tahu ada yang ingin menggunakan kasus kasda dan sekda untuk melengserkan saya. Tapi kalau energi saya hanya tersita mengurusi masalah itu, empat tahun ini tidak bisa melakukan apa pun. Ayo sama-sama membangun Sragen,” seru dia.

Terkait penjaringan aspirasi masyarakat oleh Forkos, Agus menyatakan apresiasi positifnya. Dia menyatakan tidak anti kritik, dan siap menerima saran, kritik yang disampaikan masyarakat, baik melalui spanduk aspirasi atau forum sarasehan terbuka.

Saat ditemui wartawan seusai membuka sarasehan, Agus menyatakan ada beberapa agenda prioritas di tahun terakhir kepemimpinannya. Salah satunya menyempurnakan model penanggulangan kemiskinan di bawah UPT Penanggulangan Kemiskinan.
Selain itu pembangunan bidang infrastruktur akan terus digenjot.

Salah satunya anggaran untuk desa yang semula Rp150 juta per desa, akan ditingkatkan. “Pembangunan kantor-kantor, gedung pemerintahan itu perlu. Beberapa gedung tak layak huni,” urai dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya