Solopos.com, SRAGEN — Kendati Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sragen dan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sragen menganjurkan untuk Salat Idulfitri di rumah masing-masing, banyak warga di Bumi Sukowati nekat menggelar Salat Idulfitri di tingkat rukun tetangga, musala, masjid, dan lapangan.
Sedangkan, Bupati Kusdinar Untung Yuni Sukowati dan Wabup Dedy Endriyatno pilih Salat Idulfitri bersama keluarga di rumah.
Informasi yang dihimpun Solopos.com, di sejumlah masjid disemprot disinfektan sehari sebelum pelaksanaan Salat Id. Ada juga yang disemprot disinfektan saat malam takbiran. Lapangan Pengkok, Kedawung, Sragen, juga disemprot disinfektan saat malam takbiran, Sabtu (23/5/2020) malam dan pagi harinya ratusan warga memenuhi lapangan tersebut.
Wakil Ketua SAR Formasi Sragen, Muhammad Nur Aji Shodiq, saat dihubungi Solopos.com, Minggu (24/5/2020), mengatakan sejumlah masjid yang disemprot disinfektan seperti di Masjid Al Ikhlas Sragendok.
Wakil Ketua SAR Formasi Sragen, Muhammad Nur Aji Shodiq, saat dihubungi Solopos.com, Minggu (24/5/2020), mengatakan sejumlah masjid yang disemprot disinfektan seperti di Masjid Al Ikhlas Sragendok.
Pemudik yang Dikarantina Salat Idulfitri Berjemaah di Grha Wisata Solo
Hal serupa juga dilakukan di Masjid Ar Rohiim Cantel Kulon, Masjid Baitul Adzim Tangkil, Masjid Nurul Ijabah Juwangi Mondokan, dan Masjid Al Muttaqim Kuniran Mondokan. Selain masjid, kata Aji, SAR Formasi juga menyemprot Lapangan Pengkok, Kedawung, Sabtu malam.
Ketua Takmir Masjid At-Taubah Plumbungan, Sutarto, mengatakan kalau seluruh jemaah ditampung di masjid tidak cukup sehingga pelaksanaan Salat Id dilaksanakan di dua tempat, yakni di masjid dan musala.
Pelaksanaan Salat Id di Musala Nur Hidayah Plumbungan diikuti lebih dari 40 orang. Para warga dari tiga RT itu Salat Id di pinggir Dam Colo Timur yang membelah Kampung Plumbungan.
Salat Id itu juga memenuhi jalan di pinggir sungai itu. Salat Id di musala itu baru kali pertama digelar sejak berdiri tiga tahun lalu.
Dalam salat itu, Takmir Musala Nur Hidayah menghadirkan imam dan khatib dari Ponpes Walisongo Sragen, K.H. Sukron Zalzilah. Dalam ceramahnya, Sukron berpesan tentang pentingnya hubungan manusia dengan Tuhan dan manusia dengan manusia.
Ketika dosa antara manusia dengan Tuhan dan manusia dengan manusia bersih, kata dia, maka manusia itu kembali Fitri dan suci seperti kertas putih. “Kertas itu tinggal mau ditulisi apa. Kertas itu kalau hilang dirindukan dan dibutuhkan saat perlua, seperti itu pula manusia,” ujarnya.
Bupati Karanganyar Jadi Imam Salat Idulfitri di Kediaman Pribadi
Sukron juga mengingatkan pada Lebaran kali ini berbeda dengan Lebaran sebelumnya, yakni tidak boleh salam-salaman saat halalbihalal. Bulan Syawal itu, bagi Sukron, merupakan bulan untuk pamer, yakni pamer kesalahan dan berburu minta maaf. Permintaan maaf di masa sekarang cukup dengan menggunakan teknologi karena jaga jarak.
Sementara itu, Wabup Dedy Endriyatno melaksanakan Salat Id bersama kelaurga di Rumah Dinas teng terletak di Jl. Raya Sukowati, Sragen Kulon. “Saya tidak kemana-mana. Salat Id bersama keluarga di rumah,” katanya.
Sedangkan, Bupati Sragen Kusdinar Untung Yuni Sukowati pun memilih tinggal di rumah saat Lebaran.