SOLOPOS.COM - Bupati Sragen, Kusdinar Untung Yuni Sukowati, membawa trofi Innovative Government Award (IGA) 2022 sebagai bukti Sragen menjadi kabupaten terinovatif kelima nasional di Kemendagri, Jumat (23/12/2022). (Istimewa/Bappeda Litbang Sragen)

Solopos.com, SRAGEN — Bupati Sragen, Kusdinar Untung Yuni Sukowati, membocorkan agenda istimewa yang bakal digelar di pertengahan 2023 mendatang. Agenda itu berupa Sragen Award 2023, ajang penghargaan kepada aparatur sipil negara (ASN) yang memiliki inovasi terbaik tingkat Kabupaten Sragen.

Yang menarik, Bupati menjanjikan ada hadiah yang tidak kaleng-kaleng bagi peraih penghargaan. Porsi anggaran untuk kegiatan ini cukup besar.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Inisiasi Bupati menggelar Sragen Award 2023 itu merupakan program penghargaan satu-satunya di Indonesia sebagai bentuk seleksi pencarian inovasi daerah. Harapannya inovasi ini bisa dibawa untuk lomba Innovative Government Award (IGA) 2023. Selama ini Sragen dikenal sebagai daerah yang punya banyak inovasi bahkan masuk dalam lima besar daerah kabupaten terinovatif di Indonesia.

“Saya sampaikan agenda istimewa di 2023 ini namanya Sragen Award. Saya punya impian ajang penghargaan ini seperti pemberian penghargaan IGA 2022 di Jakarta atau saat saya menerima penghargaan sebagai juara II nasional Anugerah Layanan Investasi 2022,” kata Yuni, sapaan akrab Bupati, Rabu (25/1/2023).

Yuni ingin semua ASN memiliki kebanggaan yang sama seperti ketika Bupati menerima penghargaan tingkat nasional. Dia menganggap Sragen merupakan miniatur Indonesia.

Yuni bilang soal hadiah jangan diragukan. Desa yang paling cepat memasukkan data dalam siskeudes saja, sambung dia, mendapatkan hadiah Rp50 juta. “Hadiahnya enggak kaleng-kaleng. Kami menyiapkan betul konsepnya. ‘Bujetnya sedemikian besar, Bu?’ Saya bilang ‘yang penting laksanakan. Bila perlu kepala daerah di Soloraya diundang dan LAN [Lembaga Administrasi Negara] serta kementerian dihadirkan’,” kata Yuni.

Sragen Award perdana akan digelar bersamaan dengan momentum Hari Jadi Sragen di 2023. Pada momentum itu pula, Yuni ingin sudah ada infrastruktur yang bisa diresmikan.

“Semua gercep [gerak cepat] untuk 2023. Saya ingin membangkitkan gairah ASN untuk berinovasi. Inovasi bukan sekadar untuk mendapat penghargaan, tetapi menjadi kebiasaan,” jelasnya.

Inovasi di setiap organisasi perangkat daerah (OPD) selama ini dianggapnya belum optimal. Selain itu belum semua OPD, yakni pemerintah desa, melakukan inovasi.

Meski dikenal sebagai daerah inovatif, inovasi yang dihasilkan di Sragen masih kalah dengan daerah lain yang bisa sampai 400 per tahun. Sementara Sragen punya 200 inovasi saja butuh waktu dua tahun.

“Lemahnya itu karena kurangnya kreativitas dan kemauan, bukan persoalan anggaran. Selama ini ASN terjebak dalam pekerjaan rutin yang menghabiskan waktu sehingga tidak bisa berpikir inovasi,” kata Bupati.

Kabid Riset dan Inovasi Daerah Badan Perencanaan Pembangunan, Riset, dan Inovasi Daerah (Bapperida) Sragen, Agus Suwondo, menyampaikan data inovasi sudah masuk dalam sistem Si Risma. Sejak 2021 sudah ada 216 inovasi yang masuk dalam Si Risma. “Indikator penilaiannya ada 20 soal,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya