Soloraya
Jumat, 8 Oktober 2021 - 15:46 WIB

Bupati Sragen Yuni Sukowati Hobi Banget Memutasi Pejabat, Ini Buktinya

Tri Rahayu  /  Kaled Hasby Ashshidiqy  /  Kaled Hasby Ashshidiqy  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Bupati Sragen Kusdinar Untung Yuni Sukowati menandatangani berita acara pengambilan sumpah dan janji pejabat eselon di Gedung SMS Sragen, Jumat (8/10/2021). (Solopos.com/Tri Rahayu)

Solopos.com, SRAGEN — Pengambilan sumpah jabatan 265 pejabat eselon II hingga IV Pemkab Sragen pada Jumat (8/10/2021) di Gedung Sasana Manggala Sukowati (SMS) Sragen membuat sejumlah pihak kaget. Kesan mendadak memang kental terasa dalam penataan pejabat oleh Bupati Sragen, Kusdinar Untung Yuni Sukowati.

Terlebih, secara aturan Yuni Sukowati sejatinya belum diperbolehkan melakukan penataan pejabat mengingat usia jabatannya sebagai bupati untuk periode yang kedua ini belum genap enam bulan . Namun, berbekal izin Menteri Dalam Negeri, Tito Karnavian, tekad Bupati Yuni merombak ratusan pejabat Pemkab bisa diwujudkan.

Advertisement

Bisa dibilang Yuni Sukowati ini gemar memutasi pejabat. Wanita berkerudung dan berkacamata ini mengaku sudah 20 kali melakukan mutasi pejabat sejak ia kali pertama menjadi Bupati Sragen pada 2016 lalu. Artinya jika dirata-rata setiap tahun Bupati Yuni melakukan empat kali mutasi.

Baca Juga: Cerita di Balik Mutasi 265 Pejabat Sragen, Ada yang Nitip Orang

Mutasi pejabat hari ini adalah yang pertama di periode keduanya. Bupati Yuni mengatakan menata 265 orang pejabat eselon itu tidaklah mudah. Yuni sengaja mendahului aturan dengan landasan izin tertulis dari Mendagri untuk menata SDM itu karena adanya ketimpangan organisasi Pemkab Sragen.

Advertisement
Bupati Sragen Kusdinar Untung Yuni Sukowati menggandeng dua laki-laki yang pernah menjadi ajudannya setelah melantik mereka menjadi lurah di Gedung SMS Sragen, Jumat (8/10/2021). (Solopos.com/Tri Rahayu)

Organisasi Timpang

Ketimpangan organisasi itu terjadi lantaran banyak jabatan struktural yang kosong karena pejabatnya pensiun. Yuni menyampaikan akibatnya banyak pejabat yang menjadi pelaksana tugas (Plt.) yang tentunya tambahan penghasilan pegawai (TPP) menjadi bertambah.

Yuni mencontohkan Kepala Dinas Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Sragen, Tugiyono, yang menjadi Plt. Asisten I Sekretariat Daerah (Setda) Sragen lebih betah karena nilai TPP tinggi.

Baca Juga: 265 Pejabat Eselon II, III, dan IV Sragen Mendadak Dimutasi

Advertisement

“Saya melihat dan merasakan ketimpangan itu. Kemudian saya menghadap Mendagri untuk meminta izin. Dulu Sragen itu terkenal dengan inovasinya. Selama 2021, ternyata Sragen tidak punya inovasi dari OPD karena tidak ada satu pun OPD yang mendapatkan penghargaan inovasi dari pemerintah pusat maupun provinsi,” jelasnya.

Saat takziah ke kediaman H.R. Bawono di Solo, Yuni menemukan sesuatu yang simpel dan sederhana bisa menjadi inovasi dan diapresiasi pemerintah provinsi. Padahal apa yang dilakukan di Solo itu, kata dia, sebenarnya sudah bisa dilakukan di Sragen.

Sragen terkenal dengan smart city dan iklim kondusif . Situasi kondusif itu, menurutnya, justru membuat organisasi pemerintah daerah terlena. “Ayo bangun. Saya minta 265 orang pejabat baru ini menjadi penggerak dan pionir untuk berlari sepat dengan saya. Mari berpacu menciptakan inovasi dengan keterbatasan anggaran karena DAK [dana alokasi khusus] dan DAU [dana alokasi umum] dipangkas,” jelasnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif