SOLOPOS.COM - Bupati Wardoyo Wijaya (JIBI/dok)

Solopos.com, SUKOHARJO--Bupati Sukoharjo, Wardoyo Wijaya, mengklaim nilai investasi di wilayahnya selama tiga tahun kepemimpinannya telah mencapai angka fantastis, Rp7 triliun.

Dari nominal tersebut, Rp4 triliun di antaranya masuk Zona Industri Nguter (ZIN) dan Rp2 triliun di Solo Baru, Grogol, Sukoharjo. Sedangkan sisanya tersebar di beberapa wilayah kecamatan.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Pernyataan itu disampaikan bupati saat ditemui wartawan di Kompleks Gedung DPRD Sukoharjo, Jumat (1/11/2013). “Hampir Rp4 triliun masuk zona Nguter (ZIN) dan Rp2 triliun di Solo Baru,” katanya.

Kendati mengaku sudah cukup puas dengan banyaknya investor yang masuk, Wardoyo berjanji akan terus mendorong laju investasi. Utamanya di Solo Baru dan kawasan Nguter.

Dia meyakini kawasan Solo Baru bakal melaju pesat beberapa tahun terakhir. Bahkan dia optimistis Solo Baru dapat mengalahkan Kota Solo dalam kurun waktu dua tahun ke depan.

Selain pusat perbelanjaan modern, bupati memimpikan dibangunnya hotel-hotel berkelas di Solo Baru. Tujuannya untuk branding Kota Makmur di mata nasional dan internasional.

“Bila bisa ada 10 hotel berkelas di Sukoharjo akan bagus sekali. Sukoharjo layak menjadi tuan rumah pertemuan-pertemuan akbar tingkat nasional maupun internasional,” ungkapnya.
Namun Wardoyo menyatakan tidak hanya mengandalkan pembangunan wilayah oleh para investor. Pemkab Sukoharjo segera menggelontorkan dana Rp10 miliar untuk membangun taman di sepanjang Jl. Ir Soekarno.

Dana sebanyak itu juga untuk pembuatan simpang empat di Jl. Ir Soekarno tepatnya depan The Park dan Fave Hotel. “Tidak terbayang bagusnya kawasan itu nanti,” sambung dia.

Di sisi lain bupati menyayangkan fenomena penggunaan brand Kota Solo oleh investor di Solo Baru. Untuk itu, dia menilai perlu adanya peraturan daerah (perda) yang mengatur hal itu.

“Apa pun alasannya, suka tidak suka, hukumnya wajib menggunakan nama Sukoharjo,” tegasnya. Di masa otonomi daerah sekarang, sangat penting menonjolkan aspek kedaerahan.

Terpisah, Kepala Kantor Penanaman Modal Sukoharjo, Sri Hartati, menjelaskan Kecamatan Grogol masuk kawasan perdagangan dan jasa, bersama dengan Kecamatan Kartasura dan Gatak.

Beberapa tahun terakhir pembangunan di tiga wilayah tersebut diakuinya sangat pesat. Seorang warga pendatang di Telukan, Grogol, Cahyono, mengingatkan Pemkab Sukoharjo terhadap dampak negatif pembangunan fisik.
Menurut dia pembangunan fisik harus melalui kajian mendetail meliputi dampak negatifnya. Sehingga bisa diambil langkah-langkah antisipasinya jauh-jauh hari.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya