SOLOPOS.COM - Sebuah rambu penunjuk arah terpasang di bagian depan Kompleks Rumdin Bupati Sragen. Rumdin Bupati akan dibongkar lalu dibangun ulang. Foto diambil baru-baru ini. (Kurniawan/JIBI/Solopos)

Bupati, wakil bupati, dan 20 camat di Sragen ramai-ramai pindah ke rumah dinas.

Solopos.com, SRAGEN — Bupati, Wakil Bupati (Wabup), dan 20 camat di Sragen bakal ramai-ramai melakukan boyongan untuk menempati rumah dinas mereka pada Rabu (25/1/2017).

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Boyongan tersebut dimulai dengan pengajian akbar dan ditutup pergelaran wayang kulit semalam suntuk di Pendapa Sumonegaran Rumah Dinas Bupati Sragen. Koordinator Panitia Boyongan, Tugiyono, saat ditemui Solopos.com, Selasa (24/1/2017), mengatakan semula boyongan itu dilakukan dengan kirab.

Namun, karena pertimbangan banyak hal, rencana kirab dibatalkan dan diganti dengan pengajian akbar bagi para aparatur sipil negara (ASN) di lingkungan Pemkab Sragen, Rabu pagi. Pengajian akbar itu menghadirkan ustaz kondang dari Semarang, K.H. Amin Budi Harjono.

“Tidak hanya itu rangkaiannya. Pada sore harinya ada acara keluarga di Rumdin Bupati. Kemudian pada malam harinya ada resepsi slup-slupan. Rangkaian acaranya cukup sederhana, seperti pemotongan untaian melati, penyerahan kunci, sambutan-sambutan, dan pergelaran wayang kulit. Ada juga penyerahan wayang karakter Srikandi oleh Bupati kepada nyai dalang,” ujar Tugiyono.

Dia menjelaskan ada dua dalang perempuan yang tampil dalam slup-slupan itu. Bukan hanya dalangnya, Tugiyono juga menyampaikan penabuh gamelan didominasi kaum Hawa.

“Ya, semua itu atas permintaan Bupati yang juga politikus perempuan,” ujar Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Penelitian dan Pembangunan (Bappeda & Litbang) Sragen itu.

Kabag Humas dan Protokol Sekretariat Daerah (Setda) Pemkab Sragen, Sriyono, menambahkan dua perempuan dalang yang bakal tampil itu adalah Nia Dwi Raharjo dan Sarwiyanti. Dua dalang itu akan memainkan wayang dengan lakon Srikandi Kridha.

Dia mengatakan pergelaran wayang kulit itu sekaligus untuk melestarikan budaya jawa yang diakui UNESCO. “Rencana undangan untuk malam harinya ada 1.000 orang. Kalau pada siang harinya, paling hanya para ASN di lingkungan Pemkab Sragen,” tambahnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya