SOLOPOS.COM - Bupati Karanganyar, Juliyatmono, saat memberikan tausiah di Aula Kantor Disdikbud Karanganyar pada Jumat (16/4/2021). (Istimewa/Dokumentasi Diskominfo Karanganyar)

Solopos.com, KARANGANYAR — Bupati Karanganyar, Juliyatmono, meminta guru honorer yang belum terakomodasi dalam seleksi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) agar terus memantau proses seleksi hingga tahap III. Pasalnya, yang tak lolos tahap I masih punya kesempatan di seleksi tahap II hingga III.

“Ujian PPPK ini kan ada 3 tahap. Tahap I saja sampai sekarang belum pengumuman. Kalau sudah ada pengumuman dan mereka tidak diterima, ya nanti ikut tahap II dan seterusnya sampai tahap III,” ujarnya kepada wartawan di Gedung Dewan, Selasa (5/10/2021).

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Yuli, sapaan Juliyatmono menambahkan, pihaknya berharap pemerintah pusat dapat menyesuaikan persyaratan seleksi PPPK tahap II dan III dengan kondisi guru honorer. Harapannya, semua guru honorer dapat terakomodasi dalam seleksi PPPK.

Baca Juga: PPKM Turun Level, Bupati Karanganyar: Peserta PTM Harus Ditambah

“Semoga pemerintah membuat penyesuaian seleksi tahap berikutnya nanti. Misalnya terkait soal-soal seleksi, bisa lebih dimudahkan atau mungkin batasan usia pesertanya dilonggarkan. Sehingga semua guru honorer ini bisa terakomodasi,” ujarnya.

Sambil menunggu proses seleksi PPPK ini, pihaknya tetap memberikan insentif kesejahteraan bagi para guru honorer yang nilainya disesuaikan dengan masa kerja.

Sementara itu, Kepala Bidang (Kabid) Pembinaan Ketenagaan dan Kesiswaan pada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Karanganyar, Sawaldi, mengatakan hanya sekitar 25-30 persen peserta seleksi tahap I PPPK di Karanganyar yang lolos passing grade.

Baca Juga: Telat Ganti Persneling, Truk Pasir Ndlondor Terguling di Tawangmangu

Sebagaimana diberitakan, Ketua PGRI Karanganyar, Tarsa, meminta agar para guru honorer yang tak lolos seleksi PPPK tetap diberi peluang mengajar hingga pensiun.

“Saya selaku Kepala Dinas dan Ketua PGRI meminta Bupati [Bupati Karanganyar, Juliyatmono], agar para guru WB [wiyata bakti] atau honorer ini bisa tetap ditampung entah bagaimana caranya,” ujarnya di sela-sela acara Pembinaan Penerima Bantuan Kesejahteraan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Non-PNS jenjang PAUD, SD, dan SMP di Gedung PGRI Karanganyar, Senin (4/10/2021).

Harapannya, mereka tetap bekerja sebagai guru di sekolah yang selama ini mereka bernaung. “Saya itu kasihan, di antara mereka ada yang usianya 56 tahun, ada yang 57 tahun. Kalau harus kerja jadi buruh apa ya mungkin, kalau mau jadi pekerja pabrik apa ya usianya masih bisa. Makanya kalau bisa ya tetap mengajar. Kalau ada yang mengajar di SD dan sekolahnya ditutup ya tolong bisa dipindah ke sekolah lainnya,” harapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya