SOLOPOS.COM - Pedagang buah kesemek, Suyati, saat berjualan di pinggir jalan SSB area Dukuh Gebyok, Desa Selo, Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali, Jumat (9/6/2023). (Solopos/Ni’matul Faizah)

Solopos.com, BOYOLALIBuah kesemek menjadi oleh-oleh alternatif bagi wisatawan yang berkunjung ke daerah Selo, Boyolali.

Keunikan buah ini hanya berbuah saat Mei dan Juni serta dijual musiman atau sementara di Jalan Solo-Selo-Borobudur (SSB) sepanjang Dukuh Gebyok, Desa/Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Pemerintah Desa (Pemdes) Selo ikut menampung dagangan para pedagang kesemek musiman dengan membuat Pasar Kesemek di Lodji Soko Giri tiap Sabtu dan Minggu. Rencananya, Pasar Kesemek Selo akan digelar hingga akhir Juli 2023.

Kepala Desa (Kades) Selo, Andi Sutarno, menjelaskan warga memang setiap hari berjualan di pinggir Jalan SSB area Gebyok. Namun, khusus Sabtu dan Minggu, mereka dipersilakan membuka lapak di Pasar Kesemek Lodji Soko Giri.

Tak hanya berjualan kesemek, untuk menarik wisatawan datang ke pasar kesemek, Pemdes juga menggelar atraksi budaya dan lomba-lomba. Andi mengatakan pasar kesemek digunakan untuk mendongkrak penjualan kesemek warga Desa Selo.

“Harapan kami dengan acara ini, semoga kesemek dari Desa Selo bisa lebih dikenal di berbagai kota dan negara. Bisa menjadi ikonik dari Desa Selo,” ujar dia kepada Solopos.com, Minggu (11/6/2023).

Sementara itu, salah satu warga Gebyok yang berdagang di pinggir jalan SSB, Fatimah, 37, mengungkapkan ia setiap hari berdagang kesemek. Buah-buahan tersebut ia dapat dari pengepul kesemek.

“Jualan kesemek musiman, tiap setahun sekali. Jadi buahnya berbuah biasanya jelang musim kemarau di Mei dan Juni. Saya ngelapak setiap hari, paling pukul 11.00 WIB sampai 17.00 WIB, setelah dari ladang,” jelas dia saat ditemui di lapaknya.

Ia mengungkapkan pada hari biasa, kesemek di lapaknya bisa laku sekitar 10 kilogram. Lalu, pada saat akhir pekan berjualan di pinggir jalan dan di Pasar Kesemek, ia bisa laku 15-17 kilogram. Harga per kilogram buah kesemek Selo dibanderol Rp15.000-Rp20.000.

Tak hanya menyediakan kesemek, Fatimah juga membawa beberapa sayur untuk dijual. Dalam sehari, ia menjelaskan minimal bisa mendapatkan untung Rp40.000-Rp50.000.

“Pembelinya biasanya orang yang berwisata ke Selo, pas weekend begitu ada orang Magelang, Solo, Salatiga, bahkan Pacitan juga ada. Tahunya pas ngobrol-ngobrol begitu,” kata dia.

Sementara itu, pedagang lain, Suryati, 39, juga ikut berdagang kesemek setiap hari. Berbeda dengan Fatimah, Suryati memilih fokus berjualan kesemek dan tidak ke ladang selama berjualan.

Suryati membuka lapak mulai pukul 08.00 WIB-malam hari. Beberapa pembeli, cerita dia, tak hanya dari lokal Boyolali tapi juga dari Semarang dan Solo.

“Kalau pas hari biasa laku hanya 10-20 kilogram, untungnya sekitar Rp50.000 sehari. Tapi kalau weekend jualan bisa laku 50-60 kilogram, untungnya bisa Rp200.000-Rp250.000,” jelas dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya