Soloraya
Jumat, 9 September 2022 - 12:32 WIB

Buruh dan Mahasiswa di Sragen Ikut Bagikan Beras Bersama Polisi dan Ormas

Tri Rahayu  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ketua SBSI 1992 Sragen Joko Supriyanto menyerahkan beras kepada perwakilan ojol bersama Polres dan ormas di Stadion Taruna, Sragen, Jumat (9/9/2022). (Solopos.com/Tri Rahayu)

Solopos.com, SRAGEN–Serikat Buruh Sejahtera Indonesia (SBSI) 1992 bersama mahasiswa di Sragen ikut bagikan beras bersama Polres Sragen serta pimpinan Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhamdiyah kepada driver ojek online, tukang becak, bakul oprokan, kuli gendong, sopir angkutan umum, dan masyarakat lain yang membutuhkan, Jumat (9/9/2022).

Polres menyiapkan 500 paket beras yang dibagikan serentak di sejumlah lokasi di Sragen.

Advertisement

Buruh dan mahasiwa tidak ikut turun ke jalan untuk aksi penolakan harga BBM tetapi ikut aksi sosial. Aksi iti berada di Stadion Taruna, depan Dinas Sosial, selatan Pasad Bunder, barat Pasar Bunder, dan Pilangsari. Aksi sosial itu dipimpin Kapolres Sragen AKBP Piter Yanottama.

Kapolres menggandeng Ketua PCNU Sragen K.H. Sriyanto dan Ketua PDM K.H. Abdullah Affandi, Ketua SBSI 1992 Sragen Joko Supriyanto, dan para mahasiswa.

“Sesuai perintah Kapolda, hari ini seluruh jajaran Polres di Polda Jateng membagikam beras serentak. Di Polres Sragen menyiapkam 10 ton beras yang dibagikan secara berkesinambungan. Hari ini, ada 500 paket beras yang dibagikan kepada masyarakat terdampak penyesuaian harga bahan bakar minyak (BBM),” ujar Kapolres saat ditemui wartawan, Jumat (9/9/2022).

Advertisement

Dia menyampaikan khusus untuk para driver ojol di Stadion Taruna ini ada 150 paket beras yang dibagikan. Dia mengatakan Polres bahu-membahu dengan PCNU, PDM, SBSI, dan mahasiswa untuk membagikan beras untuk meringankan beban masyarakat yang terdampak kenaikan harga BBM.

“Sasarannya banyak, ada ojol, kuli panggul, pengemudi becak, sopir angkut dan seterusnya,” ujarnya.

Salah seorang ojol, Sutarno, menyampaikan terima kasih kepada Polres Sragen atas bantuan berasnya. Dia mengatakan sejak adanya kenaikan harga BBM penghasilan ojol menurun karena pengeluaran untuk BBM membengkak. Dia mengatakan penghasilan biasanua Rp100.000 per hari turun menjadi Rp75.000/hari.

Advertisement

“Dengan bantuan Polres ini sangat membantu kami,” ujar warga Kleco Wetan, Sidoharjo, Sragen.

Seorang driver ojol perempuan asal Plasan, Sidoharjo, Sragen, Tri Fitri Handayani, 40, menyebut ada 6-7 driver perempuan dari 13 driver perempuan yang aktif. Fitri semula buka warung es di rumahnya.

Sejak pandemi Covid-19, Fitri beralih menjadi driver ojol. Fitri yang juga seorang single parent bertahan menjadi ojol sampai sekarang.

“Kalau ramai penghasilan Rp100.000 per hari. Kalau sepi hanya Rp20.000 per hari dan hanya cukup beli bensin. Sekarang beli bensinnya eceran, kadang Rp12.000/liter tapi ada juga Rp15.000/liter. Tantangan saat malam hari. Tapi saya tidak berani, paling sampai pukul 20.00 WIB,” kata dia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif