Solopos.com, SRAGEN -- Balai Pelestarian Situs Manusia Purba (BPSMP) Sangiran memastikan layanan bus dalam program aglomerasi angkutan umum oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah (Jateng) memasuki area situs.
Kepala BPSMP Sangiran, M. Hidayat, mengatakan terdapat sisi positif dan sisi negatif bila layanan bus koridor Terminal Tirtonasi-Sangiran-Sumberlawang yang akan dibuka pada pertengahan 2020 itu tak bisa menjangkau wilayah situs Sangiran seluas 59,21 km persegi.
Sisi positifnya, kelestarian Situs Sangiran tetap terjaga karena bus merupakan jenis angkutan berat bisa menghadirkan getaran pada tanah yang berpotensi merusak nilai situs terkandung di dalamnya.
Sisi negatifnya, ungkap dia, pengunjung tidak langsung sampai ke Museum Purbakala Sangiran, melainkan harus berganti kendaraan lain. Itu berarti ongkos yang dikeluarkan menuju Museum Purbakala Sangiran bertambah.
“Pada 2020, bus itu memang masih bisa menaikkan dan menurunkan penumpang di dekat museum. Bus bisa diparkir di dekat Balai Desa Krikilan. Tapi, ke depan sesuai dengan masterplan yang disusun Dinas Kepemudaan, Olahraga, dan Pariwisata, bus harus diparkir di luar situs, tepatnya di sekitar Kantor Kecamatan Kalijambe. Pengunjung kemudian bisa naik kendaraan yang lebih kecil menuju museum,” jelas M. Hidayat kepada