SOLOPOS.COM - Ilustrasi Bus Batik Solo Trans (BST) (Agoes Rudianto/JIBI/SOLOPOS)

Ilustrasi Bus Batik Solo Trans (BST) (Agoes Rudianto/JIBI/SOLOPOS)

SOLO–Beroperasinya bus Batik Solo Trans (BST) ternyata mampu menyedot warga Solo untuk menggunakan transportasi umum. Bahkan Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo) Solo mengklaim ada peningkatan jumlah penumpang yang beralih ke angkutan umum tersebut hingga 20%.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Kepala Dishubkominfo Solo, Yosca Herman Soedrajad mengungkapkan load factor bus kota yang ada di jalur yang sama dengan bus Batik Solo Trans (BST) dengan perjalanan delapan rate sehari rata-rata sesuai standar nasional, yakni 40%. Sedangkan BST bisa mencapai 60%.

“Nah yang 20% ini dari mana? Saya mencoba melakukan survei, dengan bertanya-tanya secara langsung kepada kondektur dan penumpang, banyak di antara mereka yang tadinya menggunakan kendaraan pribadi, kemudian beralih ke bus,” katanya, saat diwawancarai wartawan di Balaikota, Selasa (3/4/2012).

Hal itu, menurut Yosca, semakin menguatkan alasan perlunya semua koridor BST segera dioperasionalkan. BST ini akan menggantikan bus-bus angkutan kota yang selama ini beroperasi di jalan-jalan Kota Solo.
Dengan jumlah bus yang memadai di setiap koridor, yakni 20 unit, interval antarbus semakin kecil sehingga sehingga waktu tunggu penumpang paling lama hanya lima menit.

Ditambah dengan manajemen pengelolaan yang baik dari perusahaan-perusahaan otobus (PO) yang mengoperasikannya, Yosca yakin akan semakin banyak orang di Solo yang akan beralih ke angkutan umum.

Hanya memang, diakui Yosca, proses ke arah itu tidaklah mudah. Hasil pembicaraan awal dengan 16 pemilik PO belum lama ini, ada kendala dari sisi permodalan.

“Untuk bisa mengoperasionalkan BST ini, bus-bus yang dimiliki PO ini nanti kan akan diganti. Pemerintah akan membantu pengadaan busnya dengan syarat setiap tujuh tahun harus diremajakan. Ini tidak mudah. Butuh waktu lama untuk menjual bus lama,” jelas Yosca.

Pengadaan BST itu sendiri, yang diajukan ke pemerintah pusat, sampai saat ini juga kerap molor. Untungnya, Yosca mengatakan ada 13 unit BST di Manado, Sulawesi Utara yang tidak terpakai. Pihaknya sudah meminta bus-bus itu dialihkan ke Solo dan sudah disetujui.

Selain itu,Yosca juga mengaku sudah mengajukan lagi pengadaan 20 unit BST untuk koridor baru. Rencananya tahun ini Dishubkominfo akan membuka koridor II, III dan IV. Namun hal itu akan menyesuaikan dengan ketersediaan bus.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya