SOLOPOS.COM - Unit Bus Rapid Transit (BRT)  Trans Jateng untuk uji coba rute Solo- Wonogiri secara terbatas, Selasa (25/7/2023) di Terminal Tirtonadi, Solo, Selasa (25/7/2023). (Istimewa/Dokumentasi Balai Transportasi Jateng)

Solopos.com, SOLO–Balai Transportasi Jawa Tengah (Jateng) sudah menguji coba Bus Rapid Transit (BRT) Koridor VII atau Solo-Wonogiri secara terbatas selama dua hari, Selasa-Rabu (25-26/7/2023).

Gubernur Jateng Ganjar Pranowo direncanakan meluncurkan layanan BRT Trans Jateng Agustus 2023.

Promosi Jaga Jaringan, Telkom Punya Squad Khusus dan Tools Jenius

Kasi Operasional Balai Transportasi Jateng Bayu Pramono Jati menjelaskan uji coba secara internal melibatkan sejumlah orang, antara lain driver dan pramujasa dari operator BRT Trans Jateng Koridor VII.

“Uji coba itu bertujuan mengenalkan driver serta kru supaya hafal titik naik turunnya. Hanya internal, dilakukan terbatas,” kata dia, Jumat (28/7/2023).

Bayu mengatakan jumlah orang yang mengikuti uji coba terbatas BRT Trans Jateng Solo-Wonogiri sekitar 50 orang, antara lain driver sekitar 25 orang dan pramujasa 18 orang. Satu unit bus nantinya dilayani satu driver dan satu pramujasa.

“Kami sudah rapat koordinasi pembahasan persiapan launching dengan stakeholder terkait di Wonogiri Rabu kemarin. Halte sudah on progres, kru sudah pelatihan dan uji coba,” papar dia.

Menurut dia, peluncuran BRT Trans Jateng Solo- Wonogiri direncanakan Agustus 2023.  Gubernur Jateng direncanakan meresmikan BRT Trans Jateng Solo- Wonogiri. Jadwal peresmian masih menunggu konfirmasi. “Harapan kami yang meresmikan Bapak Gubernur,” jelasnya.

Bayu mengatakan layanan BRT Trans Jateng Solo- Wonogiri nantinya dilayani 14 unit bus dan satu bus cadangan. Tarifnya Rp4.000 bagi penumpang umum. Dan tarif khusus untuk buruh, pelajar, veteran Rp2.000.

Kepala Balai Transportasi Jateng Joko Setyawan mengatakan sudah bekerja sama dengan operator-operator lokal dan menjadi bagian konsorsium. Balai Transportasi Jateng sudah melakukan sosialisasi dengan masyarakat dan operator eksisting atau lokal satu tahun sebelumnya.

Dalam konsorsium, kata Joko, operator bus lokal dapat berperan pada beberapa bagian, antara lain sebagai investor operator, menyumbang tenaga kru, maupun pengawasan bus.

“Kami tidak meninggalkan, karena itu memang operator bus lokal Wonogiri. Operator lokal seolah-olah menjadi penonton, tidak. Tapi operator lokal itu masuk konsorsium layanan,” jelasnya dikutip dari laman resmi Pemprov Jateng.

Selain menggandeng operator lokal, Pemprov Jateng juga mengajak Pemkab Wonogiri. Hal tersebut diwujudkan dalam audiensi terkait layanan Trans Jateng.

“Kami sudah menyampaikan kepada beliau [Bupati Wonogiri], dan beliau bisa menerima dan mendukung. Salah satu dukungannya terminal tipe C-nya dibangun oleh Pemkab Wonogiri,” ungkap Joko.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya