SOLOPOS.COM - Butet Kartaredjasa (Antaranews.com)

Solopos.com, SOLO—Seniman dan budayawan Butet Kartaredjasa menyinggung robohnya sejumlah patung Pandawa di depan Balai Kota Solo.
Sedangkan patung-patung Punakawan dan Arjuna tidak ambruk. Kejadian itu menurut Butet bisa menjadi pertanda di Pemilu 2024. Demikian dia sampaikan di video kanal Youtube mojokdotco yang ditayangkan 15 November 2023.

Di video berjudul Butet Kartaredjasa X Hamid Basyaib: Ganjar-Mahfud Orang yang Tepat Dibanding yang Lain? itu Butet menceritakan tentang robohnya patung Pandawa di depan Balai Kota Solo. Patung itu pun patah lehernya.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

“Patung-patung itu runtuh. Patung Pandawa di depan balkot, patah lehernya. Yang tidak jatuh cuma patung Arjuna dan Punakawan. Rakyat kecil tidak jatuh, elitenya jatuh. Punakawan simbol rakyat kecil, akar rumput,” ungkap dia.

Saat patung yang menjadi simbol rakyat kecil tidak jatuh, menurut Butet, bisa menjadi pertanda atau isyarat dari semesta. “Punawakan simbol rakyat kecil akar rumput , tidak jatuh oleh angin. Semesta memberi isyarat,” sambung dia.

Butet juga bercerita momen ketika dirinya pernah menyebut Menkopolhukam Mahfud Md sebagai Satria Piningit. Menurut dia saat itu dirinya bersama tim keseniannya sedang akan pentas di Jakarta, lalu diundang makan Mahfud Md.

“Suatu hari tim kesenian saya sedang akan pentas di Jakarta, lalu diundang makan siang Pak Mahfud. Saya dikasih mik disuruh ngomong, saya bilang terima kasih diajak makan, lalu saya ngomong Pak Mahfud Satria Piningit ,” aku dia.

Butet menilai ada sejumlah alasan yang membuat dirinya menyebut Mahfud sebagai Satria Piningit. Salah satunya peran Mahfud yang besar dalam mendorong penanganan dan pengungkapan kasus pembunuhan oleh Ferdy Sambo.

Alasan lainnya, menurut Butet, Mahfud pernah dizalimi dalam perjalanan hidupnya. “Saya membayangkan Satria Piningit muncul ketika dia memiliki kriteria dizalimi, punya peran luar biasa di dalam kehidupan dunia,” urai dia.

Ketika itu Butet mengaku juga mengatakan Mahfud akan terlibat dalam sejumlah pusaran ledakan-ledakan kejadian di negeri ini. Dan benar saja, setelah itu muncul kasus Kanjuruhan, Tedy Minahasa, dan pajak ratusan triliun rupiah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya