Solopos.com, SOLO–Wellness tourism menjadi daya tarik bagi turis mancanegara di Kota Solo.
Di satu sisi, butuh upaya peningkatan ekosistem dan atraksinya.
Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya
Pengurus Divisi Inbound Association of The Indonesian Tours And Travel Agencies (Asita) Solo, Vitara Aryani, menjelaskan kerap memberikan pelayanan kepada turis asal Singapura dan Malaysia.
Turis Singapura kerap mencari layanan spa ke Batam karena lebih terjangkau.
“Kalau Solo bisa menangkap itu dengan membuat spa yang bagus dengan ramuan Jawa, dikaitkan dengan keraton, dikombinasikan dengan standar kesehatan yang memadai akan keren banget orang Singapura akan masuk ke sini,” kata dia di sela-sela kegiatan explore Solo pada hari ketiga BTM 2022 di Batik Benang Ratu Heritage Solo, Kamis (21/7/2022).
Baca Juga: Bengawan Solo Travel Mart 2022 akan Meniti Jejak Sambernyawa
Dia menjelaskan jamu menjadi salah satu pendukung spa dan Kota Solo memiliki banyak potensi jamu tradisional. Namun, ada PR berupa kekurangan jamu di Kota Solo, antara lain belum bisa dibawa kemana-mana untuk mendukung event.
Menurut dia, upaya menambah jadwal penerbangan langsung ke Solo perlu dukungan semua pihak serta perlu ada kolaborasi.
Untuk menangkap turis supaya mendapatkan pengalaman yang baik dan betah di Kota Solo paling tepat berkoordinasi pelaku travel yang bisa mengkoordinasi hotel, restoran, oleh-oleh, objek wisata, dan atraksi.
“Harus mengontak agen lokal untuk satu paket yang cantik. Tema wisata kan beda-beda, segmen berbeda, keinginan berbeda. Turis pedagang akan suka belanja dan jika diajak ke museum akan protes. Pelajar suka dengan keraton dan atraksi menari,” paparnya.
Sementara itu, Acaraki Jamu yang punya kedai di Jakarta menggelar event berkolaborasi dengan Kulonuwun Kopi Saka Omah Sinten di Kota Solo akhir pekan lalu. Mereka menawarkan produk jamu, workshop jamu, dan hiburan musik.
Baca Juga: Bengawan Solo Travel Mart Ditarget Cetak Transaksi Rp2 miliar
Acaraki Jamu memilih Kota Solo karena merupakan proyek percontohan untuk wellness tourism. Founder Kulonuwun Kopi Saka Omah Sinten, Rendra Otep menjelaskan para konsumen mancanegara lebih suka dengan sajian menu nusantara sementara konsumen lokal lebih suka menu western.
Dia menjelaskan berbagai event di Kota Solo ekosistemnya kurang beragam serta atraksi yang monoton, antara lain Night Market Ngarsapura dan Solo Art Market.
Kota Solo masih banyak potensi yang bisa ditampilkan pada event yang berlangsung secara bergiliran supaya turis tidak bosan di Solo.
Owner Rumah Reina yang memproduksi produk jamu, Made Ayu Aryani, 38, menjelaskan butuh upaya yang lebih untuk mendukung pariwisata Kota Solo supaya tidak mengecewakan turis mancanegara. Kota Solo masih kalah dengan Jogja.
Dia memberikan salah satu contoh berupa komunitas anak muda Jogja serta komunitas becak Jogja sudah menguasai bahasa asing dan siap memberikan layanan kepada turis mancanegara.
Baca Juga: Bengawan Solo Travel Mart Gali Potensi Mangkunegaran untuk Magnet Turis
Penasihat ASITA Jateng, Daryono, mengatakan semakin banyak jadwal penerbangan tak hanya menjadi daya tarik bagi perjalanan leisure namun Meeting, Incentive, Convention, and Exhibition (MICE).
Menurut dia, upaya penambahan jadwal penerbangan dari luar negeri ke Solo harus dimaknai tak hanya menggerakkan wilayah Soloraya, namun juga sekitarnya.
Singapura dan Malaysia merupakan hub internasional yang bisa menjadi pintu masuk dunia ke Indonesia.
Dia mengatakan Singapura dan Malaysia memiliki potensi health tourism khususnya medical namun Kota Solo memiliki potensi wellness tourism.
Sebelumnya, Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka meminta pemerintah pusat menambahkan jadwal penerbangan Singapura dan Kuala Lumpur ke Solo.