SOLOPOS.COM - Penggalian bungker di kompleks Balaikota Solo mulai dilakukan tim dari Balai Arkeologi Yogyakarta, Kamis (9/8). (JIBI/SOLOPOS/dok)

Cagar budaya Solo, kondisi bungker di kompleks Balai Kota Solo tak terurus.

Solopos.com, SOLO–Kondisi bungker kuno yang ditemukan di kompleks Balai Kota Solo sejak 2012 silam, memprihatinkan. Selain terbengkalai, bangunan bawah tanah tersebut dipenuhi genangan air kotor.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Berdasarkan pantauan Solopos.com, Rabu (9/3/2016), bagian dalam bungker dipenuhi air sehingga tidak mungkin dimasuki.  Tak hanya itu bungker juga dipenuhi sampah yang berserakan.

Kepala Dinas Tata Ruang Kota (DTRK) Solo Agus Djoko Witiarso mengakui bahwa kondisi bunker kurang terawat. Pemkot baru berencana mengajukan anggaran untuk pemanfaatan bungker pada APBD Perubahan (APBD-P) 2016.

“Sekarang kami belum menyiapkan anggaran untuk perawatan maupun revitalisasi terhadap bungker itu,” katanya.

Agus mengatakan akan menyiapkan anggaran Rp1,5 miliar di APBD-P nanti. Dana itu akan digunakan untuk penyusunan detail engineering design (DED) serta kajian pemanfaatannya. Sementara untuk proyek pekerjaan bungker baru dilaksanakan pada 2017 mendatang. “Kajian ini membutuhkan waktu. Kami akan menggandeng TACB [Tim Ahli Cagar Budaya] untuk menentukan bagaimana pemanfaatannya nanti,” jelasnya.

Meskipun, pihaknya sebenarnya memiliki gambaran pemanfaatan bungker tersebut. Konsepnya, bungker akan dimanfaatkan sebagai galeri bungker. Artinya galeri itu menjadi ilustrasi atau sebagai ruang informasi kepada masyarakat tentang kondisi bungker di Indonesia.

“Jadi kalau warga ingin tahu bungker itu apa, tentu bisa melihatnya di Balai Kota,” katanya.

Saat disinggung asal muasal air yang mengenangi bungker, Agus mengaku masih mengidentifikasinya. Sebab, menurutnya bungker semestinya tidak bisa dimasuki air. Pihaknya menduga air yang mengenangi bungker kemungkinan berasal dari rembesan tembok. Dia juga mengakui bahwa genangan air berpotensi merusak bangunan kuno itu.

“Karena usia bangunan yang sudah tua, bisa saja membuat bangunannya tidak kokoh lagi. Sehingga ada yang retak lalu air merembes ke dalam bungker,” katanya.

Kasi Perlindungan Pengembangan dan Pemanfaatan Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB), Gutomo, sebelumnya menjelaskan ekskavasi bungker yang dilakukan Balai Arkeologi Jogja telah rampung tahun lalu. Hasil kajiannya memberi petunjuk pasti pemanfaatan bungker di masa lalu. Bangunan bungker digunakan sebagai tempat menyimpan benda, dan pertahanan pada masa kolonial dulu. Sebagai informasi, pada 2012 keberadaan bangunan mirip bungker itu diteliti merujuk temuan warga sekitar.

Bangunan berukuran 16 meter x 24 meter persegi itu terletak di sisi utara kompleks Balai Kota, tepatnya di bekas gedung PKK Dharma Wanita dan BKKBN.

“Bungker ini merupakan peninggalan gedung residen. Belanda memang punya kebiasaan membuat bungker sebagai pertahanan menghadapi serangan.”

Gutomo mengatakan BPCB siap memberi pendampingan kepada Pemkot dalam merestorasi bungker tersebut. Pemkot diharapkan tetap mempertahankan bungker itu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya