SOLOPOS.COM - Kondisi plafon atap Museum Radya Pustaka Solo yang ambrol, Minggu (10/9/2017). (Indah Septiyaning W./JIBI/Solopos)

Plafon atap Museum Radya Pustaka Solo ambrol belum lama ini.

Solopos.com, SOLO — Plafon atap bangunan Museum Radya Pustaka Solo bagian belakang ambrol belum lama ini. Sejumlah koleksi museum terpaksa ditempatkan di gudang selama plafon diperbaiki.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Menurut Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Museum Dinas Kebudayaan (Disbud) Solo, Bambang Marsudi Budi Santosa, ambrolnya plafon pada salah satu bangunan museum terjadi sejak beberapa bulan lalu. Namun, perbaikan baru bisa dikerjakan saat ini lantaran menunggu kucuran anggaran dalam APBD Perubahan.

“Pengerjaannya sudah berjalan sejak sepekan lalu,” kata Bambang ketika dijumpai wartawan di Museum Radya Pustaka, Minggu (10/9/2017).

Bambang mengatakan plafon yang ambrol berada di bangunan museum bagian belakang. Bangunan tersebut selama ini digunakan menyimpan koleksi mata uang serta fitrin batik.

Koleksi mata uang serta fitrin batik kemudian ditempatkan di gudang untuk sementara waktu sampai perbaikan plafon rampung. “Kami targetkan perbaikan plafon rampung sebulan ke depan,” katanya.

Bambang khawatir kerusakan plafon akan semakin meluas jika tidak segera diperbaiki. Selain perbaikan plafon, pengelola juga mengecat bagian depan museum pada tahun ini. Bambang meminta maaf kepada pengunjung museum atas ketidaknyamanan tersebut.

“Kami tetap berusaha agar pengerjaan tidak mengganggu pengunjung, meskipun itu cukup sulit,” katanya.

Saat ini, Bambang menuturkan rata-rata jumlah pengunjung Museum Radya Pustaka per bulan mencapai 1.000-an orang, 60% di antaranya warga Solo. Sedangkan 22% pengunjung warga luar Solo, enam persen wisatawan mancanegara, serta sisanya mahasiswa, peneliti, dan lain sebagainya.

“Kunjungan wisatawan ke Museum Radya Pustaka ini stagnan. Belum ada peningkatan yang signifikan,” katanya.

Berbagai upaya terus dilakukan Pemkot untuk menggenjot kunjungan wisatawan ke museum tertua di Indonesia ini. Salah satunya dalam waktu dekat digelar beragam rangkaian kegiatan menyambut bulan Sura.

Perbaikan museum juga untuk mempersiapkan penyelenggaraan event memperingati Bulan Sura, seperti tari sakral, bedah naskah, hingga Sura Bulan Kabudayan.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya