SOLOPOS.COM - Sepeda listrik yang dibawa calhaj asal Kebumen untuk membantu mobilitas Calhaj lansia selama di Tanah Suci. (Solopos.com/Nova Malinda)

Solopos.com, SOLO —Kloter 30 dari Kabupaten Kebumen tiba di Embarkasi Solo, Jumat (2/6/2023). Kedatangan ratusan jamaah tersebut disambut hangat oleh para petugas panitia sekitar pukul 09.30 WIB. Karena rata-rata adalah lansia, para jemaah calhaj turun dari bus dengan hati-hati dibantu oleh petugas.

Selain jamaah, adapun koper dan sejumlah barang bawaan juga turut diturunkan dari bus oleh para petugas. Salah satu barang bawaan calhaj Kebumen yang cukup menyita perhatian saat tiba di Embarkasi Solo adalah sepeda listrik.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Pemilik sepeda listrik tersebut, Wahid Mahfud adalah warga asal Kelurahan Kutosari Kecamatan Kebumen Kabupaten Kebumen. Wahid sengaja membawa alat itu untuk membantu para calhaj lansia di Makkah. Alat itu dipinjamkan sukarela untuk para lansia Indonesia saat dari hotel ingin menuju ke masjid di Makkah.

“Biar tidak merepotkan orang lain, bisa untuk membantu kalau ke masjid kan lumayan jauh [dari hotel ke masjid],” jelas dia saat ditemui wartawan, Jumat (2/6/2023).

Wahid memperkirakan jalan dari hotel menuju masjid bisa sampai tiga kilometer. Para lansia bisa memanfaatkan sepeda listriknya agar tidak kelelahan jalan kaki. Sering mengunjungi tanah suci, Wahid terinspirasi membawa alat itu karena sebelumnya pernah melihatnya di Makkah.

“Sering, sudah sering [ke tanah suci], tapi sebelumnya tidak membawa alat ini, tapi di luar negeri banyak yang membawa itu, Malaysia [misalnya],” ucap dia.

Wahid mengaku sering melihat para jamaah di Makkah memakai sepeda listrik itu. Karena itu, Wahid berkeinginan membawa alat itu kali pertama.

“Saya merasa tanggung jawab, jamaah saya ada 50% lansia, saya dorong repot juga,” jelas dia.

Karena baru kali pertama, Wahid berharap agar alat itu bisa diloloskan dan dibawa ke tanah suci oleh panitia.

Lebih lanjut, alat itu sudah cukup lama dimiliki Wahid. Biasanya, alat tersebut digunakan untuk menghibur anak atau cucunya di rumah untuk berkeliling sekitar kampung saat pagi hari.

Petugas Panitia Penyelenggara Ibadah Haji Kabupaten Kebumen, Hamid mengatakan idealnya kursi roda yang boleh dibawa dalam pesawat sejumlah 10 buah. Namun, ia belum tahu apakah sepeda listrik tersebut bisa diikutkan ke tanah suci atau tidak.

“Kalau di pesawat itu kan diusahakan 10 kursi roda, ini baru dimintakan izin, cuma nanti lolos atau tidak, panitia yang menentukan,” kata dia saat ditemui di lokasi yang sama.

Sebelumnya, Hamid membenarkan bahwa Wahid membawa sepeda listrik tapi tidak untuk dipakai oleh dirinya sendiri. Walau dari riwayat kesehatan, Wahid sempat menjalani pasang ring jantung. Namun, kondisi Wahid dipastikan sehat, dan sepeda listrik itu murni untuk membantu calhaj lansia lainnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya