SOLOPOS.COM - Beni Supartono Putro. (Istimewa)

Solopos.com, SOLO — Di usianya yang baru menginjak 35 tahun, Beni Supartono Putro sudah melewati perjalanan karier yang cukup panjang hingga kini menjadi camat termuda di Kota Solo. Usia Beni bahkan lebih muda dibandingkan lurah termuda di Solo.

Lurah termuda di Solo yakni Lurah Jebres Lanang Aji Laksito dan Lurah Keprabon Rina Andriani, keduanya berusia 39 tahun. Ia bisa dibilang merupakan Aparatur Sipil Negara (ASN) pendobrak tradisi jabatan ASN di Pemkot Solo.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Camat Banjarsari itu memiliki segudang prestasi. Lulusan IPDN itu pernah membawa Kelurahan Mangkubumen mewakili Solo dan Jawa Tengah dalam lomba desa/kelurahan tingkat nasional. Tak sekadar ikut serta tapi sekaligus menjuarainya.

“Kalau secara prinsip ini amanah yang kami peroleh. Kalau saya pribadi enggak ujug-ujug tahu-tahu muncul. Malah melalui proses yang panjang,” katanya saat berbincang dengan Solopos.com di kantornya, Senin (30/5/2022) siang.

Anak bungsu dari dua bersaudara yang kini menjadi camat termuda di Solo tersebut menjadi ASN Pemkot Solo sejak 2009. Awalnya ia menjadi anggota staf Badan Kepegawaian Daerah (BKD). Ia kemudian dipindah ke Bagian Umum Setda Solo dengan tugas sebagai ajudan Sekda Solo, almarhum Budi Suharto, pada 2011.

Baca Juga: Wujudkan Wisata Heritage Kestalan, Camat Banjarsari Belajar ke Kemukus

Setelah itu ia dipercaya menjadi Kasubbid Jabatan dan Kepangkatan BKD Solo pada 2014. Perjalanan kariernya berlanjut saat ini dipindah menjadi Kasubag Protokol Bagian Protokol Komunikasi dan Administrasi Pimpinan Setda Solo pada 2015.

Ia pun sempat menjabat sebagai Lurah Mangkubumen, Kecamatan Banjarsari, pada 2017. Menjadi lurah merupakan kesempatan melayani masyarakat lebih dekat karena sebagian waktunya berada di lapangan.

Beni pun membuktikan kemampuannya sebagai lurah saat mengikuti lomba desa/kelurahan hingga berhasil meraih juara 1 tingkat nasional pada 2019. “Pertama yang juara I dari Solo itu kami, dari Mangkubumen. Provinsi Jateng pun baru pertama itu juara I yang diwakili Mangkubumen,” ungkap camat termuda di Solo itu.

Diarak Warga

Awal Januari 2020, Beni dipindah tugas menjadi Sekretaris Kecamatan (Sekcam) Banjarsari. Hal itu ia nilai sebagai bentuk perhatian pemerintah mengenai prestasi yang diraih Beni bersama warga Mangkubumen.

Baca Juga: Banjarsari, Kecamatan dengan Masjid & Gereja Terbanyak se-Solo

Waktu itu, warga Mangkubumen yang dipimpin Beni justru berbalik memerintahnya untuk mengikuti arahan warga. Beni diarak dari Mangkubumen ke Kecamatan Banjarsari sebagai wujud apresiasi selama mengabdikan diri di kelurahan.

“Ketika ada sesuatu yang berbeda dalam artian prestasi. Tidak berarti urut kacang [mengisi jabatan seusai urutan senioritas] berlaku. Selama ini urut kacang berlaku. Itu mengubah paradigma untuk membuktikan bahwa dalam posisi itu layak walaupun melewati beberapa generasi,” ungkapnya.

Beni menjabat sebagai Camat Banjarsari mulai Agustus 2021. Sampai saat ini Beni masih menjadi camat termuda di antara lima camat di Kota Solo. Beni pun menegaskan tidak akan mengabaikan yang sepuh-sepuh atau senior.

Menurutnya, generasi muda biasanya memiliki pemikiran itu di luar kebiasaan. Dari situ muncul inovasi kreatif yang keluar dari pakem lalu muncul ide gagasan dan inovasi untuk mengembangkan wilayah saat ini.

Baca Juga: Gibran Puji Papi Sarimah Banjarsari, Kecamatan Lain Diminta Meniru

Di Luar Kebiasaan

Camat termuda di Solo itu mengaku memiliki cara tersendiri dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat, yakni dengan berprinsip jangan terlalu lambat dan lama untuk bergerak melayani warga. Evaluasi ada di belakangnya.

“Kecepatan action [bertindak] yang kami lakukan apa pun untuk menghadapi permasalahan biasanya disenangi warga. Kalau ada permasalahan lain dipikir keri,” paparnya.

Menurut Beni, warga membutuhkan orang yang duduk di antara mereka atau menjadi pemimpin. Membangun kepercayaan penting supaya warga bisa mengikuti segala program pemerintah. Beni tak memungkiri ada sejumlah tantangan menjadi Camat Banjarsari.

Baca Juga: Gunakan Konstruksi Modern, Pembangunan Rel Layang Joglo Minim Aktivitas

Apalagi dengan banyaknya proyek infrastruktur yang jadi prioritas Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka di wilayahnya. Di antaranya ada proyek rel layang Joglo dan pembangunan miniatur Masjid Sheikh Zayed.

“Ya sebisa mungkin melanjutkan dan melaksanakan instruksi wali kota. Beliau menunjuk camat. Kami lakukan saja,” ujarnya. Ia mengatakan tantangan lurah dan camat sama namun secara wilayah camat lebih luas dan lebih variatif dari lurah. Karakter masyarakat masing-masing kecamatan di Kota Solo berbeda-beda.

Untuk pengembangan wilayah, Beni juga punya programnya sendiri yang kemudian menjadi percontohan dalam pengelolaan sampah di Solo yakni program paksa pilah sampah dari rumah (papi sarimah). Ia juga mencetuskan ide mengembangkan kawasan Kestalan menjadi wisata hotel lawas.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya