SOLOPOS.COM - Car free day Jl. Slamet Riyadi Solo-ilustrasi (JIBI/dok)

Car free day Solo terkait penataan pedagang kaki lima di CFD Solo.

Solopos.com, SOLO — Sejumlah pedagang kaki lima (PKL) di kawasan car free day (CFD) Jl. Slamet Riyadi Solo nekat memasak di tempat. Mereka tak menggubris surat peringatan yang sebelumnya dilayangkan Dinas Pengelolaan Pasar (DPP) ihwal larangan memasak tersebut.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Berdasarkan pantauan, Minggu (13/9/2015), sejumlah pedagang masih menempati selatan jalan yang merupakan lokasi terlarang. Selain itu banyak pedagang yang nekat memasak di tempat.

Pedagang donat kentang CFD, Nunuk Indrawati, mengaku telah menerima surat peringatan dari DPP. Namun ia menyatakan tidak bisa menjual dagangan tanpa memasak di tempat.

Pembeli, kata dia, kebanyakan menginginkan dagangan yang masih panas. “Yang penting pengolahan bahan tidak di sini [CFD]. Hanya goreng saja,” beber dia.

Senada disampaikan pedagang gorengan tahu petis, Wardi. Ia bahkan menggunakan dua wajan berukuran besar untuk penggorengan. Ia mengaku tidak bisa berjualan gorengan siap saji.

“Namanya gorengan beli harus yang hangat. Kalau tidak hangat, nanti pembeli lari,” kata dia. Ia hanya berharap Pemerintah Kota (Pemkot) memberi toleransi kepada pedagang di CFD.

Menurutnya, larangan masak di tempat tidak akan efektif karena banyak pedagang yang masih melakukannya. “Di Manahan [Sunday Market] dulu juga sama ada larangan masak di tempat, tapi tidak berjalan,” kata dia.

Lebih jauh ia mengatakan bersama pedagang CFD lainnya berkomitmen membersihkan lokasi seusai berjualan. Selain itu pedagang juga siap melaksanakan aturan yang ditetapkan Pemkot.

Kepala DPP Subagiyo mengatakan telah melayangkan surat peringatan kepada PKL di CFD terkait aturan berjualan. Di antaranya, pedagang diminta menata perlengkapan dan dagangan dengan rapi, menempatkan kendaraan di lokasi parkir, dilarang menempatkan kendaraan di city walk.

Selain itu, PKL diiminta tidak menempatkan barang di taman, makanan yang dijual adalah makan siap saji, pedagang dilarang memasak di lokasi, pedagang diminta membersihkan lokasi seusai berjualan, serta pedagang dikenakan retribusi.

“Minggu kemarin kami sudah membagikan celemek ke pedagang. Celemek ini untuk keindahan pedagang CFD. Jadi kami minta pedagang juga mematuhi aturan yang ada,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya