Soloraya
Selasa, 5 April 2022 - 05:30 WIB

Cara Mencegah Anak Kabur dari Rumah Menurut Psikolog

Nimatul Faizah  /  Rohmah Ermawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi keluarga (freepik)

Solopos.com, BOYOLALI – Kasus anak hilang atau kabur dari rumah menurut Ketua Lembaga Konsultasi Kesejahteraan Keluarga (LK3) Boyolali, Nuri Rinawati, bak fenomena gunung es. Dia menduga kasus semacam itu terjadi salah satunya dipicu berkurangnya kualitas hubungan anak dengan orang tua.

Selain itu, kemudahan fasilitas transportasi dan komunikasi juga bisa menyebabkan anak lebih mudah keluar atau kabur dari rumah. Nuri yang seorang psikolog mengungkapkan ketika anak tidak menemukan kenyamanan di rumah, maka dengan teknologi yang ada, anak berpeluang lebih mudah keluar dari rumah.

Advertisement

“Saya melihat orang tua sekarang lebih fokus pada memenuhi kebutuhan materi anak. Biasanya orang tua bekerja, anak yang penting anteng di rumah, dikasih handphone. Nah, dari handphone itu anak bisa mengakses ke mana saja dan mencari teman baru,” ungkap dia saat dihubungi Solopos.com, Minggu (3/4/2022).

Baca juga: Lengkap, Jadwal Imsakiyah Ramadan 1443 H/2022 M Kabupaten Boyolali

Advertisement

Baca juga: Lengkap, Jadwal Imsakiyah Ramadan 1443 H/2022 M Kabupaten Boyolali

Nuri mengungkapkan perlunya pendekatan pada keluarga dari kasus anak-anak yang pergi meninggalkan rumah. Beberapa yang harus dicari dalam pendekatan seperti bagaimana kondisi keluarga tersebut dan kedekatan antaranggotanya.

“Di sini saya tidak bermaksud men-judge. Hanya lebih ke logika kualitas kedekatan orang tua dengan anak. Penanganan paling utama itu ke keluarganya,” kata dia. Ia mengingatkan bahwa anak adalah amanah dari Tuhan yang harus dijaga. Ia mengatakan orang tua dikatakan berhasil jika mampu merangkul kembali anak yang “memberontak” dan tidak menyalahkan anak.

Advertisement

“Jangan malah mengejek atau menambah beban mental orang tua. Dibilang tidak bisa mendidik anak atau apa, jangan ya. Tapi lingkungan memberikan dukungan untuk mencari sang anak karena itu tanggung jawab bersama,” kata dia.

Baca juga: Pertapan Indrokilo Boyolali, Tempat Arjuna Dapat Senjata Pasopati?

Nuri mengungkapkan beberapa langkah preventif agar anak tidak kabur dari rumah. Yang pertama adalah membuat suasana rumah yang nyaman sehingga anak bahagia saat berada di rumah. Seperti orang tua yang mau mendengarkan keluh kesah anak.

Advertisement

Tidak Memaksakan Keinginan

Ia juga meminta orang tua tidak memberikan standar anak harus bisa melakukan sesuatu dan juga tidak memaksakan keinginan orang tua kepada anak. “Jangan orang tua menuntut anak bisa ABCDE, tapi sebenarnya anak ingin yang lainnya. Jadi cara asuh orang tua juga termasuk tindakan preventif. Lingkungan juga sangat membantu langkah preventif,” ungkap dia.

“Ketika anak tidak nyaman dengan rumah dan lingkungannya, ya pasti dia kabur. Maka langkah preventif pasti membutuhkan semua pihak. Baik tokoh agama, masyarakat, dan lingkungan tempat tinggal,” tambah dia.

Baca juga: Duh Mak, Harga Tepung hingga Telur di Boyolali Melejit Jelang Ramadan

Advertisement

Nuri menjelaskan sejauh ini ada dua kasus terkait anak hilang yang ditangani oleh LK3 Boyolali. Kasus pertama tidak dilaporkan ke polisi, sedangkan kasus kedua dilaporkan polisi tapi tidak ke PPA Polres Boyolali melainkan ke Polres Karanganyar.

“Saya kurang tahu keseluruhan kasus, yang tidak dilaporkan ke polisi itu dilaporkan ke LK3, dan orang tua sebenarnya tahu anak kabur ke mana. Kami tangani dan kami adakan konseling dengan orang tua. Kami usut, penyebabnya ternyata anak tersebut tidak nyaman di rumah,” kata dia.

Pada bagian lain, Kanit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Boyolali, Ipda Edhy Nugroho, saat ditemui Solopos.com di Mapolres Boyolali pada Senin (4/4/2022), menjelaskan jika ada orang tua yang kehilangan anak bisa melapor ke Sentra Pelayanan Polres Terpadu (SPKT) yang ada di Polres.

Dia menjelaskan tak ada laporan terkait anak hilang dan kabur sepanjang tahun 2022 hingga April ini. Bahkan, sejak 2020 belum ada laporan masuk terkait kasus semacam itu. “Kalau di Boyolali, selama 2020, 2021 bahkan sampai sekarang belum pernah ada perkara seperti itu,” ungkap dia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif