Soloraya
Kamis, 10 Februari 2022 - 20:55 WIB

Cari Pabrike Mbahe, Warga Belanda Datangi Bekas PG Karanganom Klaten

Taufiq Sidik Prakoso  /  Haryono Wahyudiyanto  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Kepala Desa Karangan, Kecamatan Karanganom, Klaten, Gunarto, menunjukkan saluran air yang pernah menjadi bagian dari tempat produksi Pabrik Gula Karanganom pada era kolonial Belanda. Foto diambil Kamis (10/2/2022). (Solopos.com/Taufiq Sidik Prakoso)

Solopos.com, KLATEN–Rombongan warga Belanda pernah mendatangi Desa Karangan, Kecamatan Karanganom, Klaten. Mereka datang lantaran ingin menelusuri jejak peninggalan pabrik gula (PG) yang pernah berdiri di desa setempat pada era kolonial Belanda.

Sebagai informasi, PG pernah berdiri di Desa Karangan pada era kolonial Belanda dengan tahun pendirian sekitar 1840 dan beroperasi hingga 1930-an. Namun, bangunan utama PG yang memiliki empat cerobong asap itu tak lagi terlihat dan menyisakan bangunan seperti fondasi serta saluran air di tengah permukiman.

Advertisement

Salah satu warga Dukuh Tanjunganom, Ngadimin, 65, mengatakan kedatangan rombongan warga Belanda itu sekitar dua tahun lalu. “Rombongannya itu menumpang satu mobil. Rata-rata yang datang sudah sepuh,” kata Ngadimin saat ditemui di Dukuh Tanjunganom, Kamis (10/2/2022).

Baca Juga: Sejarah Umbul Ponggok Klaten, Dulu Reservoir Pabrik Gula Belanda

Advertisement

Baca Juga: Sejarah Umbul Ponggok Klaten, Dulu Reservoir Pabrik Gula Belanda

Kepada warga Tanjunganom, rombongan warga Belanda itu datang untuk mencari pabrik yang pernah didirikan oleh leluhur mereka. Mereka datang untuk mencari tempat mereka dilahirkan ketika orang tua mereka bekerja di pabrik tersebut. “Mereka datang untuk mencari pabrike mbahe [pabrik milik kakeknya]. Sudah dicari ke mana-mana gagal akhirnya sampai di Karanganom ini,” kata Ngadimin.

Ngadimin menuturkan rombongan warga Belanda itu mengeksplorasi wilayah Desa Karangan terutama di Dukuh Tanjunganom. “Mereka hanya keliling-keliling saja di wilayah ini. Sambil mencari bangunan-bangunan dari pabrik yang masih tersisa,” kata Ngadimin.

Advertisement

Baca Juga: Di Pasar Cokro Klaten Dahulu Berdiri Pabrik Gula Tjokro Toeloeng

Kepala Desa Karangan, Gunarto, memperkirakan PG Karanganom pernah berdiri megah di wilayah yang kini menjadi kawasan Dukuh Tanjunganom serta Polengan. Meski bangunan utama pabrik itu tak lagi terlihat dan berganti dengan permukiman, masih ada beberapa bagian bangunan yang hingga kini kokoh berdiri dan sebagian dimanfaatkan warga.

Seperti saluran air dari Umbul Ponggok yang diperkirakan untuk irigasi perkebunan tebu pendingin mesin pabrik hingga kini masih ada dan dimanfaatkan untuk pertanian. Ada pula bangunan yang diperkirakan menjadi fondasi cerobong asap pabrik di tengah permukiman Tanjunganom.

Advertisement

Pegiat pelestari cagar budaya Klaten, Hari Wahyudi, mengatakan PG Karanganom memiliki keunikan dibandingkan PG lainnya yang pernah berdiri di era kolonial Belanda. Keunikannya yakni pabrik tersebut memiliki empat cerobong asap.

Baca Juga: Inilah 12 Pabrik Gula Yang Hilang Di Soloraya, Paling Banyak Dari Klaten

“Kalau pabrik gula lainnya yang pernah berdiri di sekitar pabrik ini hanya memiliki satu cerobong asap,” kata Hari.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif