SOLOPOS.COM - Ilustrasi sirop paracetamol. (Freepik.com)

Solopos.com, WONOGIRI — Dinas Kesehatan (Dinkes) Wonogiri mengimbau tenaga kesehatan di rumah sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan (faskes) lain di Wonogiri berhati-hati dalam memberikan sirop obat kepada pasien, khususnya anak-anak. Hal itu menyusul munculnya kasus gagal ginjal akut yang belum diketahui penyebabnya yang menyerang ratusan anak di Indonesia.

Atas kondisi itu, Dinkes Wonogiri mengimbau agar orang tua tidak panik dan tetap tenang. Meski belum diketahui pasti penyebabnya, Dinkes Wonogiri telah  meminta seluruh faskes di Wonogiri mengawasi setiap pasien anak yang mengalami gejala yang mengarah kepada gagal ginjal akut.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Hal itu seperti demam, batuk, pilek, muntah, diare, penurunan jumlah air seni dan frekuensi buang air kecil. Hingga sekarang belum ada laporan temuan kasus gagal ginjal akut pada anak di Wonogiri.

Dinkes Wonogiri  juga akan menindaklanjuti Surat Edaran (SE) Kementerian Kesehatan No. SrR.01.05/III/3461/2022 tentang Kewajiban Penyelidikan Epidemiologi dan Pelaporan Kasus Gangguan Ginjal Akut Atipikial (Atypical Progressive Acute Kidney Injury) pada Anak.

Namun, menyoal poin dalam SE tersebut yang menyebutkan agar seluruh apotek untuk tidak menjual obat sirop, Dinkes Wonogiri menyebut hal itu bukan wewenang dari Dinkes kabupaten sehingga belum dapat menginstruksikan kepada seluruh apotek di Wonogiri.

Baca Juga: Negara-Negara Ini Pelapor Kasus Gagal Ginjal Akibat Paracetamol Dietilen Glikol

“Itu nanti wewenangnya BPOM [Badan Pengawas Obat dan Makanan]. Tapi kami sudah mengimbau kepada tenaga kesehatan di rumah sakit dan faskes lain di Wonogiri untuk berhati-hati dalam memberikan obat sirop. Salah satu dugaan yang menyebabkan gagal ginjal akut itu kandungan etilen glikol yang ada pada obat sirop. Salah satu dugaannya itu,” kata Kepala Dinkes Wonogiri, Setyarini, saat ditemui Solopos.com di Kompleks Sekretariat Daerah Wonogiri, Kamis (20/10/2022).

Dia menjelaskan obat sirop biasa digunakan mengobati demam. Sementara ini, sesuai dengan SE yang diterbitkan Kemenkes tersebut, jika memang tidak terpaksa, tenaga kesehatan atau orang tua diimbau tidak memberikan obat sediaan cair atau sirop saat mengobati demam. Mereka dapat menggunakan alternatif obat lain seperti puyer, tablet, kapsul, dan suppositaria (anal).

Sementara itu, Bupati Wonogiri, Joko Sutopo, menuturkan kabar kemunculan ratusan kasus gagal ginjal akut pada anak di Indonesia cukup mengejutkan semua pihak. Jekek, sapaan akrabnya, belum ada temuan kasus gagal ginjal akut pada anak di Wonogiri.

Pemkab Wonogiri akan melakukan langkah-langkah preventif. Salah satunya meminta sekolah-sekolah di Wonogiri memonitor kantin-kantin sekolah.

Baca Juga: Sebaran Kasus Terpetakan, Wonogiri Optimistis Menuju Zero Stunting

Bupati meminta agar sekolah mengecek kebersihan dan kandungan makanan yang dijual di kantin-kantin sekolah.

“Ginjal akut anak ini kan salah satu penyebabnya berarti dari pola dan gaya makan, konsumsi keseharian. Kami meminta kepada sekolah mengecek kantinnya. Makanan yang ada di lingkungan sekolah harus ada kualifikasi standar kebersihannya. Kalau sekiranya itu memenuhi kualifikasi potensi menimbulkan gangguan ginjal pada anak, harus diambil langkah antisipasi dan pencegahan,” ujar Jekek, sapaan akrab Bupati Wonogiri itu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya