SOLOPOS.COM - Sejumlah siswa menonton proses konservasi koleksi perunggu dan kayu di Museum Radya Pustaka Solo, Rabu (22/11/2023). (Solopos.com/Bony Eko Wicaksono)

Solopos.com, SOLO–Museum Radya Pustaka Solo melakukan konservasi koleksi logam, kayu, dan tosan aji mulai 20 November-25 November. Konservasi koleksi bagian dari perawatan dan mencegah kerusakan barang kuno yang memiliki histori tinggi.

Pantauan Solopos.com, Rabu (22/11/2023), sejumlah tenaga teknis kurator museum melakukan konservasi koleksi logam perunggu dan kayu. Mereka membersihkan koleksi logam menggunakan pasta yang terbuat dari soda kue yang dicampur dengan jeruk nipis. Pasta itu dioleskan di bagian-bagian koleksi perunggu seperti arca. Kemudian, dibersihkan menggunakan kain halus secara pelan-pelan.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Tenaga teknis kurator Museum Radya Pustaka Solo, Bangkit Supriyadi, mengatakan sebagian koleksi berbahan perunggu telah dikonservasi selama dua hari. Kini, giliran koleksi kayu yang dikonservasi.

“Hari ini, beberapa koleksi logam perunggu juga masih dikonservasi. Namun, yang paling banyak koleksi kayu. Ada sekitar 16 koleksi kayu yang dikonservasi,” kata dia, Rabu (22/11/2023).

Menurut Bangkit, koleksi tosan aji juga akan dikonservasi selama dua hari pada 24 dan 25 November. Ada beberapa koleksi tosan aji yang diprioritaskan dilakukan perawatan guna mencegah kerusakan.

Museum Radya Pustaka menyimpan ribuan koleksi mulai dari senjata, manuskrip, gamelan, wayang, tosan aji hingga arsip pustaka. Perawatan masing-masing koleksi berbeda.

Misalnya, perawatan koleksi kayu, manuskrip, dan kulit berbeda dibandingkan koleksi berbahan logam perunggu. “Misalnya, koleksi kayu menggunakan air yang dicampur tembakau kualitas terbaik, cengkih, dan pelepah pisang yang telah dikeringkan. Kurang lebih sama saat konservasi koleksi Canthik Rajamala pada beberapa waktu lalu,” ujar dia.

Museum juga melakukan fumigasi untuk mengendalikan hama rayap dengan memasang wewangian yang terdiri atas akar wangi dan cengkih di pojok ruangan koleksi. Hama rayap bisa membuat rusak kayu, kertas, dan manuskrip.

Upaya konservasi koleksi menyedot perhatian rombongan siswa yang mengunjungi Museum Radya Pustaka Solo. Mereka menonton dan berdiskusi dengan tenaga ahli kurator museum saat proses konservasi koleksi museum.

Mereka ingin tahu proses konservasi koleksi museum secara detail dan rinci. “Museum Radya Pustaka Solo kan museum tertua di Indonesia. Koleksi-koleksi di dalam museum pasti berusia ratusan tahun. Lalu, bagaimana cara merawat koleksi agar tidak rusak dan lain sebagainya,” kata seorang pengunjung asal Kelurahan Sangkrah, Dina.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya