Soloraya
Senin, 29 Juni 2020 - 20:40 WIB

Cegah Konflik Perguruan Silat, Ini Usul IPSI Sragen

Muh Khodiq Duhri  /  Chelin Indra Sushmita  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi pendekar pencak silat. (Solopos/Whisnupaksa Kridhangkara)

Solopos.com, SRAGEN – Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) Sragen mendorong pembentukan forum komunikasi untuk menyatukan semua perguruan silat yang ada di Bumi Sukowati.

Dewan Pembina IPSI Sragen, Heru Agus Santoso, mengatakan forum komunikasi antar-perguruan silat perlu dibentuk untuk menanggulangi potensi gesekan atau keributan. Menurut mantan Anggota DPRD Sragen itu, forum komunikasi antar-perguruan silat tidak perlu dibuat secara formal supaya tidak terkesan kaku.

Advertisement

“Forum komunikasi itu perlu dibentuk supaya sesama pimpinan perguruan silat bisa sesering mungkin bertatap muka sehingga terjalin komunikasi yang baik. Jadi, jangan sampai mereka baru duduk bersama setelah ada masalah. Kita harus sering-sering duduk bersama biar tidak masalah. Kalau nunggu ada masalah, baru duduk bersama ya repot,” papar politisi dari Partai Golkar Sragen itu kepada Solopos.com, Senin (29/6/2020).

Kisah Keluarga Miskin 5 Tahun Tinggal di Bekas Gudang Es Angker di Jajar Solo

Heru menjelaskan, IPSI merupakan organisasi yang mewadahi bakat pesilat supaya lebih berprestasi. Oleh sebab itu, kegiatan IPSI lebih fokus kepada program pembinaan dan pembibitan demi meningkatkan prestasi di ajang perlombaan.

Advertisement

Semua perguruan silat, kata Heru, tercatat sebagai organisasi anggota dari IPSI. Namun, mereka juga tercatat sebagai organisasi masyarakat (ormas) di bawah naungan Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Sragen.

Tahun Politik

Berdasarkan hal itu, Pemkab Sragen melalui Kesbangpol diharapkan bisa turun tangan menanggulangi potensi gesekan antar-oknum anggota perguruan silat. Mengingat perguruan silat tidak bisa disamakan dengan organisasi lain.

Pengemis Asal Ngrampal Sragen Digaruk Satpol PP, Penghasilannya Rp250.000/Hari

Advertisement

“Organisasi silat itu tidak bisa disamakan dengan organisasi lain. Kalau organisasi lain, begitu ketua cabang sudah menjalin kesepakatan, semua anggota pasti nurut. Kalau perguruan silat, pengurus cabang itu lebih banyak mengurusi masalah administrasi keanggotaan. Banyak pesilat senior yang justru hanya jadi anggota biasa. Tidak jarang mereka menunjukkan sikap berbeda dengan pengurus cabang. Termasuk dalam hal kesepakatan untuk membongkar semua tugu perguruan silat itu,” papar Heru.

Heru menilai gesekan yang terjadi antar-oknum perguruan silat itu berpotensi diboncengi kepentingan pihak luar yang sengaja ingin membuat kekacauan di Sragen. Terlebih ini merupakan tahun politik mengingat Pilkada Sragen digelar pada Desember mendatang.

“Bahaya kalau sampai diboncengi kepentingan pihak luar yang tidak ingin Sragen itu kondusif. Jadi, kami minta semua pihak bisa menahan diri karena pelaku pengrusakan tugu-tugu itu juga belum diketahui secara jelas siapa pelakunya,” papar Heru.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif