SOLOPOS.COM - Dinas Pertanian dan Perikanan Kabupaten Sukoharjo melakukan pengecekan dan memberikan edukasi penyakit LSD di Pasar Hewan Bekonang, Mojolaban, Sukoharjo, Jumat (3/2/2022). (Solopos.com/Magdalena Naviriana Putri)

Solopos.com, SUKOHARJO — Dinas Pertanian dan Perikanan (DPP) Kabupaten Sukoharjo mengedukasi para pedagang di Pasar Hewan Bekonang terkait pencegahan penyakit lumpy skin disease (LSD). Hingga Jumat (3/2/2023), jumlah sapi di Sukoharjo yang terserang LSD mencapai 135 ekor.

Kepala DPP Kabupaten Sukoharjo, Bagas Windaryatno, mengatakan edukasi itu dilakukan agar para pedagang sapi bisa ikut membantu pemerintah mengawasi lalu lintas ternak khusunya di pasar hewan.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

“Jika sehat boleh dibawa ke pasar. Kalau menunjukkan gejala LSD maupun penyakit mulut dan kuku [PMK] kami kembalikan,” tegas Bagas dalam kunjungannya di Pasar Hewan Bekonang pada Jumat.

Dia mengatakan dalam pemeriksaan itu terpantau ada satu ekor sapi yang harus dipulangkan ke daerah luar Sukoharjo karena kedapatan mengalami gejala LSD.

Bagas mengatakan sebelum ternak diturunkan di pasar hewan harus dicek terlebih dulu seperti saat kasus PMK marak beberapa waktu lalu. DPP juga melakukan penyemprotan disinfektan pada ternak dan alat angkut.

“Alhamdulilah teman-teman pedagang mendukung agar pasar hewan bisa terus dibuka. Kalau pedagang susah diatur eskalasi kasusnya seperti apa akan kami evaluasi dan kemungkinan pasar bisa ditutup,” ujar Bagas.

Sementara kasus LSD hingga jumat sebanyak 135 sapi terjangkit. Tiga ekor di antaranya telah dipotong. Sementara sebaran kasusnya merata di 11 kecamatan. Satu kecamatan yakni Grogol sejauh ini masih steril dari LSD.

Sementara itu, belum lama ini peternak sapi di Sukoharjo, Suparno, mengatakan kondisi di Pasar Hewan Bekonang kini sepi. Jumlah sapi yang dipasarkan terus menurun.

Pada November-Desember 2022 saat pasar hewan dibuka kembali, dia menyebut penjualan sapi hampir menuju stabil. Namun pada pertengahan Januari 2023 dengan masuknya LSD penjualan sapi terus merosot.

“Biasanya di sini ada 500 ekor sapi yang dijual, tetapi sekarang paling hanya sekitar 200 ekor sapi. Banyak yang kosong, apalagi penjualan sapi betina sekarang sulit,” jelas Suparno.

Kesulitan penjualan sapi betina menurutnya terjadi lantaran sapi ini biasanya diincar para peternak sebagai indukan. Namun kini peternak memilih tak menambah jumlah stok sapi terlebih dulu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya