SOLOPOS.COM - Ratusan siswa SMA/SMK bersama-sama dengan Bupati dan Kepala Dinkes Sragen minum tablet tambah darah di Aula SMAN 2 Sragen, Rabu (26/7/2023). (Solopos.com/Tri Rahayu)

Solopos.com, SRAGEN — Sebanyak 4,8 juta tablet tambah darah didistribusikan ke sekolah-sekolah mulai dari SD hingga SMA sederajat serta ke 25 Puskesmas di Kabupaten Sragen. Suplemen tambah darah itu diberikan untuk para remaja guna mencegah stunting.

Pembagian tablet tambah darah secara simbolis dilakukan dalam acara Aksi Bergizi yang digelar di SMAN 2 Sragen, Rabu (26/7/2023). Kegiatan ini dihadiri Bupati Kusdinar Untung Yuni Sukowati. Aksi Bergizi merupakan salah satu strategi pencegahan stunting yang diinisiasi Dinas Kesehatan (Dinkes) dan Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN). Kegiatan ini digelar di setiap sekolah.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Data jumlah kasus stunting di Sragen hingga Juni 2023 mencapai 4.300 bayi/balita. Dalam siklus lingkaran pencegahan dan penanganan stunting, remaja menjadi sasaran utamanya, yakni siswi SD yang sudah menstruasi hingga siswi tingkat SMP/MTs dan SMA/SMK/MA. Para siswi itu wajib minum tablet tambah darah setiap pekan sekali supaya ke depan saat sudah menikah dan melahirkan maka anaknya tidak berisiko stunting.

Kepala Dinkes Sragen, Udayanti Proborini, Kamis (27/7/2023), mengungkapkan Aksi Bergizi isinya mengajak para remaja putri untuk minum tablet tambah darah dan makan makanan dengan gizi seimbang. Melalui kampanye Aksi Bergizi ini diharapkan para remaja putri untuk jangka panjang tidak berisiko melahirkan bayi stunting.

“Pola hidup sehat bagi remaja perempuan itu memang dimulai sejak dini. Remaja putri saat mestruasi itu harus dibarengi dengan minum tamblet penambah darah supaya tidak kekurangan darah atau berisiko anemia. Risiko anemia ini berpotensi saat melahirkan nantinya juga berisiko stunting,” ujar Udayanti.

Dia menerangkan kebutuhan tablet tambah darah difasilitasi Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Tahun ini ada 4,8 juta tablet tambah darah dari Kemenkes yang didistribusikan ke Sragen. Tablet tambah darah itu dikirim ke sekolah-sekolah mulai dari jenjang SD sampai SMA/SMK.

Siswi SD menjadi sasaran pemberian tablet tambah darah karena sebagian dari mereka sudah mengalami menstruasi. Terutama siswi kelas V-VI. “Jadi program ini memang efeknya jangka panjang, yakni beberapa tahun ke depan. Kalau untuk penanganan stunting sasaran jelas pada anak yang stunting dan ibu-ibu hamil risiko tinggi,” ujarnya.

Sementara Bupati Sragen, Kusdinar Untung Yuni Sukowati, mengungkapkan program minum tambah darah dilakukan serentak di SMAN 2 Sragen diikuti ratusan siswi sekolah setempat, SMAN 3 Sragen, dan SMK PGRI Sragen. Dia mengatakan minum tablet tambah darah itu rutin dilakukan setiap pekan sekali karena satu dari empat remaja itu berisiko anemia.

“Artinya, 25% remaja putri itu berisiko anemia karena menstruasi. Untuk pencegahannya maka ada gerakan minum tambah daerah. Kadang anak-anak itu dikasih gratis saja tidak mau minum. Maka saya datang untuk memotivasi mereka agar rutin minum. Ini program jangka panjang untuk pencegahan stunting,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya