Soloraya
Senin, 31 Juli 2023 - 01:07 WIB

Cek! Ini Sederet Kendala dalam Penanganan Kemiskinan Ekstrem di Wonogiri

Muhammad Diky Praditia  /  Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi tentang kemiskinan di India. (Sumber: wol.jw.org)

Solopos.com, WONOGIRI — Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Wonogiri mengalami sejumlah kendala dalam penanganan kemiskinan di 71 desa sesuai data pensasaran percepatan penanganan kemiskinan ekstrem (P3KE) pemerintah pusat.

Salah satu kendala itu terkait data P3KE yang setelah diverifikasi di lapangan ternyata tidak valid. Seperti diberitakan, Pemkab Wonogiri telah melakukan verifikasi dan validasi (verval) data P3KE.

Advertisement

Dari verval data pemerintah pusat tahun 2021 itu, terdapat perbedaaan data antara P3KE dengan kondisi riil di lapangan. Data P3KE menyebut hanya ada enam rumah warga miskin ekstrem di 71 desa itu yang tak punya sambungan listrik mandiri.

Sedangkan hasil verval menemukan ada 927 warga kategori ekstrem yang tidak punya sambungan listrik mandiri. Tak hanya data rumah tak punya sambungan listrik, data rumah tak layak huni juga terdapat selisih cukup tajam antara data P3KE dengan data hasil verval oleh Pemkab Wonogiri.

Advertisement

Sedangkan hasil verval menemukan ada 927 warga kategori ekstrem yang tidak punya sambungan listrik mandiri. Tak hanya data rumah tak punya sambungan listrik, data rumah tak layak huni juga terdapat selisih cukup tajam antara data P3KE dengan data hasil verval oleh Pemkab Wonogiri.

Jumlah RTLH menurut data kemiskinan ekstrem P3KE Wonogiri tercatat hanya 38 unit, sedangkan hasil verval menemukan ada 516 unit RTLH di 71 desa miskin ekstrem.

Perbedaan data juga terlihat pada indikator ketersediaan sumber air, tercatat pada data P3KE ada 2.963 keluarga yang mengalami masalah krisis air bersih. Namun dari hasil verifikasi, jumlahnya berkurang jadi 1.926 keluarga.

Advertisement

Pada indikator anak tidak sekolah, dari data P3KE tercatat ada 6.289 anak namun setelah diverifikasi berkurang jadi 1.294 anak. Berlanjut ke indikator penyandang disabilitas, di data P3KE Wonogiri tidak ada alias nol namun berdasar verifikasi ada 449 orang di 71 desa tersebut.

Pada kategori orang yang tidak bekerja, data kemiskinan ekstrem P3KE Wonogiri juga tidak mencantumkan. Sedangkan dari verifikasi Pemkab ditemukan ada 3.675 warga kategori miskin ekstrem yang tidak bekerja.

Kondisi Geografis dan Wilayah yang Luas

Terakhir pada indikator risiko stunting, data P3KE mencatat ada 13.638 anak berisiko stunting. Namun berdasar verifikasi Pemkab hanya menemukan 132 anak.

Advertisement

Perbedaan data itu berpotensi mempengaruhi penanganan kemiskinan karena seperti diketahui data P3KE menjadi dasar bagi kementerian terkait di pemerintah pusat untuk mempercepat penanganan kemiskinan melalui intervensi program.

Intervensi itu di antaranya berupa bantuan tunai, pangan, rehab RTLH, hingga pelatihan keterampilan usaha agar warga miskin bisa meningkatkan taraf perekonomiannya. Jika data P3KE itu tidak valid bisa jadi warga miskin yang sebenarnya butuh bantuan tapi malah tidak menerimanya karena tidak terdata.

Sebaliknya, ada warga mampu mendapat bantuan karena terdata di P3KE. Kepala Bappeda Litbang Wonogiri, Heru Utomo, mengatakan berdasarkan data P3KE, persentase kemiskinan ekstrem di Wonogiri sebesar 1,69%.

Advertisement

“Kami sudah lakukan verval data P3KE. Hasil verval itu ada perubahan dari data awal P3KE. Data hasil verval itu yang kami gunakan sebagai dasar intervensi penghapusan kemiskinan ekstrem di 71 desa di Wonogiri,” kata Heru kepada Solopos.com, Jumat (28/7/2023).

Selain data yang kurang valid dan belum semua indikator selesai diverifikasi lapangan, kendala lain menurut informasi yang diperoleh Solopos.com dari Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Wonogiri, yakni kondisi geografis dan wilayah yang luas dengan karakteristik berbeda-beda.

Belum lagi adanya penduduk yang terdata dalam P3KE tetapi tidak masuk dalam data terpadu kesejahteran sosial (DTKS), sehingga perlu memasukkan ke DTKS terlebih dulu untuk mendapatkan program penanganan kemiskinan.

Selain itu masih ada kendala berupa tumpang tindih data penerima manfaat kegiatan penanggulangan kemiskinan.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif