SOLOPOS.COM - Ketua Komisi III DPRD Solo, YF Sukasno, berbincang dengan Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka, saat prosesi pemberangkatan rombongan untuk mendaftarkan 45 Bacaleg ke KPU Solo, Kamis (11/5/2023). (Istimewa)

Solopos.com, SOLO–Musibah kebakaran di Tempat Pembuangan Akhir Sampah (TPA) Putri Cempo Mojosongo, Jebres, Solo, sejak Sabtu (16/9/2023) siang, mendapat perhatian banyak kalangan.

Tidak terkecuali kalangan legislator atau anggota DPRD Solo. Seperti disampaikan Ketua Fraksi PDIP DPRD Solo, YF Sukasno, saat dimintai tanggapan Solopos.com, Minggu (17/9/2023) sore.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Dia berkeliling di kawasan TPA Putri Cempo sendirian, memantau kebakaran yang terjadi. Sukasno melihat langsung TPA Putri Cempo karena memang menjadi bidang kerja Komisi III DPRD Solo.

Komisi III DPRD Solo merupakan alat kelengkapan (Alkap) DPRD Solo yang dipimpin Sukasno. “Saya memantau dari barat, dari utara, di Plesungan, lalu ke timur di Kampung Ketekan,” ujar dia.

Menurut Sukasno, kebakaran di area TPA Putri Cempo paling jelas terlihat bila dipantau dari sisi utara. Dia mengatakan kebakaran sampah di TPA Putri Cempo kerap terjadi dan sulit untuk dihindari.

“Soalnya tumpukan sampah ini bisa terbakar dengan sendirinya. Apalagi di musim kemarau seperti ini. Karena material sampah itu campur aduk jadi satu, termasuk sisa korek api gas,” terang dia.

Material sampah seperti itu, menurut Sukasno, bisa menimbulkan ledakan dan bunga api yang membakar tumpukan sampah lain. Apalagi sampah-sampah itu dalam kondisi kering rentan terbakar.

“Tahun lalu kan pernah terbakar, tapi yang tumpukan di sebelah barat. Kalau 2023 ini gunungan sampah yang sebelah timur. Saya sudah minta petugas Damkar harus ekstra hati-hati,” aku dia.

Posisi petugas Damkar yang tengah berjuang memadamkan kobaran api berada di bawah gunungan sampah. Dia ingin agar para petugas itu mengutamakan keamanan dan keselamatan.

Disinggung solusi jangka panjang atas persoalan kebakaran yang sering terjadi di TPA Putri Cempo, menurut Sukasno dengan pemilahan sampah. Benda-benda yang rental memicu api dipisahkan.

“Solusinya sampah dipilah saat dibuang. Benda-benda yang rentan menimbulkan ledakan seperti sisa korek api gas, dipisahkan. Lalu pada puncak kemarau seperti ini rutin disiram air,” urai dia.

Artinya, Sukasno menambahkan perlu adanya sumur dan pompa air di kawasan Putri Cempo. Fungsi sumur dan pompa itu untuk menyiram tumpukan sampah selama musim kemarau agar tak terbakar.

“Mungkin ada yang menilai ide saya ngayawara. Tapi ingat gunungan sampah masih akan ada 8-10 tahun lagi. Dengan asumsi bila mesin beroperasi sampah habis 400-500 ton per hari,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya