SOLOPOS.COM - Puluhan sekolah negeri/swasta jenjang PAUD-SMA/SMK di Sragen memamerkan produk inovasi pendidikan di Gedung SMS Sragen, Selasa (14/5/2024). (Solopos.com/Tri Rahayu)

Solopos.com, SRAGEN-Sebanyak 96 sekolah negeri dan swasta dari jenjang pendidikan anak usia dini (PAUD), sekolah dasar (SD), sekolah menengah pertama (SMP), sekolah menengah atas (SMA) atau sekolah menengah kejuruan (SMK) mengikuti pameran inovasi pendidikan di Gedung Sasana Manggala Sukowati (SMS) Sragen, Selasa-Kamis (14-16/5/2024).

Pameran Inovasi Pendidikan tersebut juga dimeriahkan dengan hiburan kesenian siswa dan 50 stand usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).  Sektor perbankan, Universitas Sragen, dan pihak swasta lainnya turut serta ambil bagian dalam stand di Pameran Inovasi Pendidikan yang dihelat Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Sragen. Pemeran itu dibuka Bupati Sragen Kusdinar Untung Yuni Sukowati pada Selasa (14/5/2024).

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Kabid Pembinaan SMP Disdikbud Sragen, Muh. Farid Wajdi, saat berbincang dengan Solopos.com, Selasa siang, mengungkapkan setiap sekolah dari jenjang pendidikan PAUD, SD, SMP, SMA/SMK hingga perguruan tinggi dan Kwartir Cabang Pramuka Sragen memamerkan produk inovasi di masing-masing sekolah. Dia mengatakan ada 96 stand sekolah, dan 49 sekolah di antaranya SMP. Dia berpesan sekolah dilarang berjualan di dalam pameran tetapi menunjukkan inovasi yang dimiliki.

“Boleh jualan asalkan dari hasil inovasi. Pameran ini dibuka sejak pagi hingga malam pukul 20.00 WIB. Kami sudah publikasi lewat sekolah-sekolah, radio, media sosial, dan seterusnya. Sebagai daya tariknya, ada perform seni dari sekolah-sekolah yang sebelumnya sudah diseleksi. Selain itu juga dibarengkan dengan Festival Lomba Seni Siswa Nasional (FLS2N) untuk jenjang SD dan SMP. Nantinya juga dan Gebyar PAUD pada hari terakhir,” ujar Farid.

Farid melanjutkan dari FLS2N tingkat SD dan SMP itu nantinya diambil juara I yang akan mewakili Sragen ke FLS2N tingkat Provinsi Jawa Tengah. Dia menerangkan pameran inovasi pendidikan ini sebagai wujud program pemerintah satu sekolah satu inovasi, bahkan kalau memungkinkan satu guru satu inovasi.

“Selama ini satu sekolah satu inovasi sudah jalan. Ini juga sekaligus mendukung kegiatan di Bapperida [Badan Perencanaan, Pembangunan, Riset, dan Inovasi Daerah] Sragen dengan mengadakan lomba inovasi di tingkat pendidikan. Minimal satu sekolah satu inovasi tetapi juga ada satu sekolah memiliki empat inovasi atau lebih,” ujarnya.

Farid menerangkan inovasi ini juga lahir dari Kurikulum Merdeka Belajar yang didukung dengan banyaknya sekolah penggerak dan guru penggerak. Dia mengatakan setiap guru penggerak dituntut ada inovasi per guru. Dia menyebut jumlah sekolah penggerak di Sragen untuk jenjang PAUD ada 30 sekolah, SD ada 43 sekolah, dan SMP ada 12 sekolah.

Dia mengungkapkan SMP penggerak di Sragen itu terdiri atas SMP Muhammadiyah 11 Kedawung, SMPN 1 Miri, SMPN 1 Sidoharjo, SMPN 1 Tangen, SMPN 2 Gemolong, SMPN 2 Sumberlawang, SMPN 1 Mondokan, SMPN 1 Sambirejo, SMPN 3 Gemolong, SMP Dimsa, SMPIT Az-Zahra, dan SMP Muhammadiyah 12 Kalijambe.

“Jumlah guru penggerak di Sragen mencapai 431 orang dari jenjang guru SD dan guru SMP,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya