Soloraya
Senin, 31 Oktober 2011 - 12:38 WIB

Cengkeh Desa Sukoharjo mengalir ke Jakarta...

Redaksi Solopos.com  /  Tutut Indrawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

KANTOR DESA-Dua warga Desa Sukoharjo, Kecamatan Tirtomoyo, Wonogiri melintas di depan kantor desa setelah mengikuti pembelajaran tingkat TK di Kompleks Kantor Desa Sukoharjo. Foto diambil awal pekan lalu. (JIBI/SOLOPOS/Trianto Hery Suryono)

Solopos.com–Wonogiri merupakan daerah terluas di Soloraya. Nama-nama desanya pun terkadang sama dengan nama kabupaten, seperti Sukoharjo.

Advertisement

Sepintas, masyarakat umum akan menilai nama tersebut merupakan nama Kabupaten yakni Sukoharjo namun Sukoharjo yang akan dikupas dalam liputan ini merupakan nama sebuah desa di Kecamatan Tirtomoyo, Kabupaten Wonogiri.

Letaknya di ujung tenggara pusat kota kabupaten. Desa Sukoharjo memiliki batas wilayah dengan beberapa desa di Kecamatan Tirtomoyo. Yakni utara berbatasan dengan Desa Girirejo, Timur dengan Desa Hargorejo, Selatan dengan Desa Dlepih dan Hargosari dan barat dengan Desa Wiroko.

Advertisement

Letaknya di ujung tenggara pusat kota kabupaten. Desa Sukoharjo memiliki batas wilayah dengan beberapa desa di Kecamatan Tirtomoyo. Yakni utara berbatasan dengan Desa Girirejo, Timur dengan Desa Hargorejo, Selatan dengan Desa Dlepih dan Hargosari dan barat dengan Desa Wiroko.

Menurut Kepala Desa Sukoharjo, Kecamatan Tirtomoyo, Sunarto, selama ini kehidupan warganya ditopang oleh potensi cengkeh dan empon-empon, selain juga lahan pertanian.

“Tanaman cengkeh menghidupi warga kami di tujuh dusun atau hampir separuhnya,” ujarnya.

Advertisement

Lebih lanjut Sunarto saat ditemui Espos di kantor desa, awal pekan lalu menyatakan, harga cengkeh basah per kilogram senilai Rp 25.000 namun jika kering menjadi tujuh kali lipatnya.

“Jika kering senilai Rp 150.000/kg. Petani tidak perlu bersusah-susah menjual karena pembeli sudah datang. Kami berharap jembatan antardusun yang dikerjakan pada proyek TMMD tahun ini mampu memperlancar arus ekonomi desa kami.”

Pada bagian lain, Sunarto menjelaskan potensi lain di Desa Sukoharjo adalah empon-empon seperti kunir, laos. Menurutnya, empon-empon ini dijual ke Jakarta, harga per kilogramnya senilai Rp 3.000. “Sepekan sekali mampu mengirim dua kali, rata-rata panen 6 ton.”

Advertisement

Ditambahkan oleh Edy, salah seorang tokoh masyarakat di Tirtomoyo, tanaman empon-empon itu ditanam warga Dusun Ngroto, Ngandong, Dalan Gedhe, Bodangung, Sendangsari, Dadapan dan Pule.

Menurutnya, warga Dusun Ngandong selain menekuni tanaman empon-empon juga membuat batu bata. Keahlian membuat batu bata tersebut, ujar Edy, juga ditekuni warga di Dusun Tulakan, Jati dan Sukoharjo.

(Trianto Hery Suryono)

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif