SOLOPOS.COM - Para warga memotong daging dan menimbang sebelum dikemas dalam pemprosesan daging kurban di Margoasri, Desa Puro, Kecamatan Karangmalang, Sragen, Kamis (29/6/2023). (Solopos/Tri Rahayu)

Solopos.com, SRAGEN — Suara bising terdengar di ujung selatan Masjid Al Hikmah Margoasri, Desa Puro, Kecamatan Karangmalang, Sragen, tempat penyembelihan hewan sapi kurban pada Hari Raya Iduladha, Kamis (29/6/2023). Suara itu berasal dari lima unit gergaji mesin yang dioperasikan masing-masing dua orang warga.

Gergaji itu digunakan untuk memotong tulang-tulang sapi yang sudah dipisahkan dari dagingnya. Tulang-tulang itu diangkut dengan menggunakan angkong atau alat angkut beroda tiga yang digerakan dengan cara didorong.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Pekerjaan memotong tulang merupakan pekerjaan paling banyak mengeluarkan tenaga saat pengolahan daging hewan kurban ketika dilakukan secara manual. Dengan memanfaatkan gergaji mesin, pekerjaan berat itu menjadi lebih mudah dan cepat.

Sebanyak 34 ekor sapi kurban disembelih dan dikelola dalam waktu sangat cepat di Masjid Margoasri, Sragen, itu. Hanya dalam waktu waktu 3,5 jam, semua sapi sudah disembelih dan dikelola, siap untuk dibagikan ke warga.

Ada 12 RT di Margoasri. Penyembelihan hewan kurban dimulai pukul 07.30 WIB dan selesai pukul 12.00 WIB. Pekerjaan itu dilakukan rutin setiap tahun sekali oleh warga Perumahan Margoasri dalam momentum Iduladha.

Keguyuban, kebersamaan, dan gotong-royong dalam arti sesungguhnya terlihat dalam pengelolaan hewan kurban yang paling fenomenal se-Kabupaten Sragen. Mereka bekerja tanpa pamrih, kecuali hanya mengharap rida dan pahala dari Allah SWT.

Kebersamaan dan Sinergi

Setelah pekerjaan selesai, lingkungan sekitar masjid tetap terjaga kebersihannya. Kotoran sapi, bercak darah, dan bau amis tak terlihat dan berbau karena dibersihkan secara bergotong royong.

“Masih ada dua ekor sapi yang belum dikuliti. Ini kebersamaan dan akan menjadi amal saleh bapak-bapak semua,” seru Ketua Takmir Masjid Al Hikmah Margoasri, Suprapto, menggunakan pengeras suara.

sapi kurban margoasri sragen
Para warga memotong tulang sapi menggunakan gergaji mesin dalam pemprosesan daging kurban di Margoasri, Desa Puro, Kecamatan Karangmalang, Sragen, Kamis (29/6/2023). (Solopos/Tri Rahayu)

Ada 640 orang warga yang terlibat dalam pengelolaan daging sapi kurban di Margoasri, Sragen. Mereka mengenakan seragam kaus yang sama dan berwarna hitam. Ratusan warga itu sudah terbagi menjadi kelompok-kelompok dengan pekerjaan yang berbeda-beda namun mampu bekerja dengan sinergis.

Ada yang bagian pengulitan, bagian penyesetan, bagian jerohan, bagian daging, bagian tulang, hingga bagian pengemasan. “Tadi dimulai pukul 07.30 WIB dengan perobohan sapi. Ada lima alat untuk perobohan sapi untuk penyembelihan. Jagalnya warga sini juga,” ujar Suprapto saat berbincang dengan wartawan, Kamis siang.

“Ada tim pengulitan yang diserahkan kepada RT 025, 026, dan RT 035. Tugasnya menguliti sapi yang sudah disembelih dan melangsir ke bagian-bagian tim lain,” imbuhnya.

Hingga pukul 11.00 WIB, tinggal satu ekor sapi yang belum dikuliti. Dari proses pengulitan itu ada yang dilangsir ke bagian pengurban untuk sampil belakang; untuk daging dilangsir ke bagian daging; yang jerohan diserahkan ke bagian jerohan.

Ribuan Paket Daging Kurban

Demikian pula bagian kaki dan kepala diserahkan ke bagian yang bersangkutan. Kalau sudah semua kemudian ditimbang dan dibungkus.

“Kulitnya pun diiris dan dibagikan ke warga. Nanti paling terakhir distribusi, yakni untuk pengurban, untuk warga Margoasri, untuk panitia, dan untuk warga di luar sesuai dengan pengajuan proposal yang disetujui,” jelas Suprapto.

Panitia setidaknya menyiapkan 3.920 paket daging kurban dengan porsi yang berbeda-beda. Suprapto menjelaskan untuk pengkurban mendapat jatah sampil belakang dibagi tujuh orang. Pengurban masih mendapat jatah 10 bungkus berisi daging 3 ons plus jerohan atau tulang.

Jatah untuk pengurban ini 10 bungkus dikali tujuh orang dikali 34, sehingga ada 2.380 bungkus. “Sebanyak 10 bungkus ini biar dibagikan pengkurban untuk keluarga atau tetangganya,” ujarnya.

Suprapto melanjutkan untuk warga Margoasri mendapat jatah 1,5 kg daging plus yang lainnya untuk 900-an keluarga. Kemudian untuk panitia mendapat 4 ons daging plus separuh kali atau ekor atau kulit, sebanyak 640 orang. Sisanya untuk warga di luar Margoasri dan setelah selesai mereka makan bersama.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya