SOLOPOS.COM - Ilustrasi tulisan cerai dari kayu. (Freepik)

Solopos.com, SOLO– Sebanyak 1.752 kasus perceraian terjadi di Kota Solo sepanjang 2021-2023. Data itu bersumber dari Statistik Perkara Pengadilan Agama Solo yang diakses Solopos.com pada bulan lalu.

Secara akumulasi, kasus perceraian kelompok usia millenial (lahir 1981 hingga 1996) dan gen Z (lahir 1997 hingga 2012) memang bukan tertinggi. Namun, kelompok itu menunjukkan lonjakan signifikan.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Lonjakan drastis angka perceraian terjadi di kelompok usia 21 tahun-30 tahun dari 10 kasus pada 2021, 14 kasus pada 2022 menjadi 271 kasus pada 2023 atau setidaknya meningkat 19 kali lipat. Sementara lonjakan perceraian di kelompok usia  kurang dari 20 tahun mencapai sembilan kali lipat.

Dilihat dari sumber data yang sama, kelompok usia milenial dan gen Z mendominasi 54,22% total angka perceraian di Kota Solo sepanjang 2021-2023. Mereka dari kelompok usia 21-40 tahun menyumbang 1.162 kasus dari total 2.538 kasus perceraian selama 2021-2023 di Kota Solo.

Dilihat dari jumlah atau totalnya, kelompok usia 31 tahun-40 tahun merupakan kelompok usia dengan total kasus terbanyak sepanjang 2021-2023 yaitu 844 perceraian, diikuti kelompok usia 41-50 sebanyak 752 perceraian.

Dari total kasus tersebut, paling banyak perceraian di Kota Solo disebabkan perselisihan dan pertengkaran terus menerus. Diikuti penyebab ekonomi sebanyak 539 kasus, meninggalkan salah satu pihak 239 kasus, mabuk 21 kasus, murtad 20 kasus, hingga kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) 15 kasus.

Perselisihan dan Pertengkaran

Lonjakan jumlah perceraian akibat peselisihan dan pertengkaran terus menerus terjadi pada 2022. Dari 595 perceraian akibat perselisihan dan pertengkaran pada 2021, menjadi 642 perceraian pada 2022. Meski jumlah kasus turun pada 2023 menjadi 515 perceraian, namun kategori penyebab perceraian selalu tertinggi dalam tiga tahun.

Melihat data tersebut, Komisioner Komnas Perempuan Indriati Suparno mengatakan lonjakan perceraian di kelompok usia pasangan 21-30 tahun dan kelompok 31-40 tahun menjadi indikasi masih tingginya angka perkawinan usia muda atau bahkan usia anak. Menurutnya, kelompok usia tersebut secara psikologis dan sosial masih belum cukup siap atau matang dalam membangun rumah tangga.

Indri mengatakan, patut diduga lonjakan perceraian di kelompok usia 21-30 tahun dan 31-40 tahun menjadi penanda adanya korelasi antara pertikaian dan perselisihan terhadap kesiapan pasangan muda.

“Meski pun alasan perceraian juga bisa disebabkan kesadaran dan pengetahuan minim, sehingga alasan tersebut dipilih karena paling mudah dikenali,” kata Indri saat dihubungi Solopos.com, Selasa (9/4/2024) siang.

Sementara Ketua LBH Soratice, Made Ridho Ramadhan, mengatakan sekitar 70% kasus yang ditangani oleh LBH Soratice juga erat kaitannya dengan data perceraian di atas. Made melihat fenomena perselisihan dan pertikaian erat kaitannya dengan penguasaan emosi pasangan.

“Jadi di lapangan kami melihat [perceraian karena] antarpasangan mengabaikan kewajiban, peran, cek-cok, berkata kasar,” kata Made.

Dalam konteks perceraian di usia muda, interaksi tersebut memang tidak berjalan semestinya karena ada aroganisme dan egosentrisme yang masih menguasai antara satu sama lain. Juga kurangnya toleransi.

Pernikahan, lanjut Made, adalah sebuah perjalanan panjang menghabiskan waktu dengan orang yang dicintai. Maka dari itu, perlu kesamaan visi dalam menjalani hidup bersama, serta pemenuhan kebutuhan kasih sayang (afeksi) yang berkesinambungan.

Pernikahan hanya akan menjadi layak bersama orang yang tepat. Tapi menjadi beban psikologis bersama orang yang salah. Menikah itu menyenangkan, terlebih dilakukan dengan persiapan dan perencanaan yang matang.

“Landasan normatif teologis dan psikologis masih sangat relevan dalam implementasinya [pernikahan],” menurut pendapatnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya