Soloraya
Minggu, 16 Agustus 2020 - 11:00 WIB

Cerita Adik-Kakak di Karanganyar Berbagi HP Demi Belajar Online: Boros Kuota dan Tak Puas

Candra Mantovani  /  Chelin Indra Sushmita  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi belajar online. (Freepik)

Solopos.com, KARANGANYAR – Daniyah Rahmawati, 12, warga Jengglong, Tuban, Karanganyar harus rela berbagi jadwal menggunakan gawai dengan kakaknya yang duduk di bangku SMA bisa mengikuti pembelajaran jarak jauh alias belajar online. Terbatasnya fasilitas menuntut mereka untuk bisa legawa menerima keadaan yang ada.

Daniyah mengaku hanya disediakan satu gawai oleh orang tuanya untuk berbagi dengan kakaknya. Setiap hari dia berbagi jadwal menggunakan gawai dengan sang kakak.

Advertisement

Jadi Jutawan, Mbah Minto Klaten Hidup Nyaman 

Dia biasa menggunakan gawai mulai pukul 09.00 WIB dan siang hari giliran kakaknya pada pukul 11.00 WIB. Kedua pelajar di Karanganyar ini berbagi gawai demi bisa mengikuti belajar online dengan lancar.

“Dibagi. Kalau pagi saya, kalau siang kakak saya. Disesuaikan. Soalnya HP-nya yang pegang kakak saya terus. Saya cuma pinjam. Makanya saya lebih suka belajar di sekolah. Soalnya kalau di rumah tidak bisa puas belajarnya apalagi kalau tidak paham tidak bisa tanya,” ucap dia.

Advertisement

Curhat Orang Tua

Terpisah, warga Suruh Jetis, Suruh, Tasikmadu, Karanganyar, Ida, mengaku membagi jatah untuk dua anaknya menggunakan gawai lantaran terbatasnya fasilitas untuk belajar online. Sama halnya dengan warga lainnya, pembagian disesuaikan jadwal pembelajaran anaknya untuk pagi dan siang hari.

“Gawainya cuma satu saja. Jadi ya terpaksa dijadwal. Anak saya yang SD saya jatah untuk pagi. Nanti anak saya yang besar saya kasih jadwal agak siangan. Jujur saja agak berat kalau pembelajaran daring ini karena saya terbatas fasilitasnya,” terang dia.

Misteri Harimau Jawa, Pernah Muncul di Alas Kethu Wonogiri 

Advertisement

Setiap penggunaan gawai menurut Ida selalu diawasi olehnya agar anaknya tetap fokus mengikuti pelajaran. Pengaturan jadwal penggunaan juga dia atur sedemikian rupa agar anak terpenuhi kebutuhan pendidikannya.

“Masih saya pantau terus karena kebetulan saya di rumah. Jadi anak-anak saya bagi rata penggunaannya. Biar tidak iri satu sama lainnya,” terang dia.

Buntut Ricuh Kampung Mertodranan, Polresta Solo Razia di 3 Lokasi Ini 

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif