SOLOPOS.COM - Para siswa dari beragam sekolah mencarikan tarian Kebo Kinul di Kirab Budaya Hari Jadi ke-77 Kabupaten Sukoharjo, Sabtu (15/9/2023) di Proliman Sukoharjo. (Solopos.com/Magdalena Naviriana Putri)

Solopos.com, SUKOHARJO — Sekitar 3.500 siswa sukses menyemarakkan Kirab Budaya Hari Jadi ke-77 Kabupaten Sukoharjo, Sabtu (15/7/2023). Ada harga yang harus dibayar dari kesuksesan tersebut.

Selama sepekan ribuan siswa dari berbagajo jenjang itu berlatih membawakan tarian Kebo Kinul. Mereka berlatih sambil membuat kostum sendiri sebelum tampil di simpang lima (Proliman) Kabupaten Sukoharjo.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Siswi SMPN 2 Sukoharjo, Sekar, mengaku telah berlatih sejak sepekan lalu bersama rekan-rekannya. “Kostumnya membuat sendiri juga,” remaja putri itu bersama rekannya, Wafira.

Kedua siswi Kelas IX tersebut mengenakan kostum berwarna hijau dibuat dari tali rafia yang diserut sehingga membentuk juntaian halus. Sementara hiasan kepala menyerupai tanduk kerbau dibuatnya dari bola yang dibelah dua kemudian diberi warna hitam. “Pembuatan kostumnya 2-3 hari, yang mengajari bapak ibu guru dari sekolah,” ceritanya.

Salah satu pelatih tari, Budi Muryati, mengatakan perwakilan guru dari masing-masing sekolah dilibatkan untuk memastikan acara ini sukses. Mereka dikumpulkan di Aula PGRI Sukoharjo pada Rabu (5/7/2023) lalu untuk mengikuti pembekalan mengenai tari Kebo Kinul. Hal itu dilakukan untuk menyeragamkan gerakan tarian di masing-masing sekolah.

kirab Budaya sukoharjo
Para siswa dari beragam sekolah mencarikan tarian Kebo Kinul di Kirab Budaya Hari Jadi ke-77 Kabupaten Sukoharjo, Sabtu (15/9/2023) di Proliman Sukoharjo. (Solopos.com/Magdalena Naviriana Putri)

Gerakan tersebut kemudian dilatihkan kepada para siswa di masing-masing sekolah. Dalam persiapan, ada saja kendala yang muncul, terutama mencari bahan untuk kostum.

“Pembuatan kostumnya ini [50 penari inti] cukup sulit karena bahannya berupa daun mendong yang biasa digunakan untuk membuat tikar, saat ini sudah sulit ditemukan. Selain itu proses pengerjaaanya harus direbus dijahit satu-satu dan lainnya. Selama latihan kami juga mengalami kendala, karena saat ini libur sekolah, jadi sulit mengumpulkan anak-anak,” ungkap Budi.

Dalam kirab tersebut, Bupati Sukoharjo, Etik Suryani, beserta unsur Forkopimda turut menarikan tarian tersebut di depan panggung perhelatan. Tarian Kebo Kinul sendiri sudah ditetapkan sebagai warisan budaya tak benda Indonesia dari Sukoharjo dalam Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI No 1044/P/2020.

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Sukoharjo, Heru Indarjo, mengatakan tarian Kebo Kinul merupakan tradisi yang agung dan harus dilestarikan. Sehingga tarian tersebut dipilih untuk memeriahkan perhelatan bertambahnya usia Kabupaten Sukoharjo.

Ia menceritakan pada zaman dahulu Kebo Kinul ditampilkan saat panen raya. Tarian ini sebagai ungkapan rasa syukur sekaligus sarana berdoa kepada Allah SWT, dengan harapan hasil panen terus berlimpah dan dijauhkan dari hama.

Kebo Kinul sendiri memiliki makna sebagai sahabat para petani. Tarian ini juga menjadi warisan budaya tak benda yang harus dilestarikan. Dengan gelaran ini kami mengharapkan anak-anak turut mengenal dan melestarkkan Budaya Sukoharjo,” papar Heru, saat ditemui wartawan seusai kegiatan menari massal.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya