SOLOPOS.COM - Embung Kedung Banteng di Desa Cabeankunti, Kecamatan Cepogo, Kabupaten Boyolali, Senin (26/12/2022). Embung tersebut rencananya akan menjadi destinasi wisata baru di Desa Cabeankunti selain sendang pitu. (Solopos.com/Ni’matul Faizah)

Solopos.com, BOYOLALI – Di lereng Merbabu, tepatnya di Desa Cabeankunti, Kecamatan Cepogo, Kabupaten Boyolali, terdapat embung dengan luas sekitar 2 hektare.  Embung yang berdiri di lahan kas Desa Cabeankunti sejak 2020 itu bernama Kedung Banteng.

Kepala Desa (Kades) Cabeankunti, Khamid Winarti, mengatakan embung tersebut menyumbang air bersih Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Boyolali.  Tak hanya untuk PDAM, sisa lahan di embung mereka manfaatkan untuk hal lain, seperti pariwisata.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

“Kemarin [beberapa waktu lalu] ada rencana untuk kami bikinkan sebuah bumi perkemahan. Terus kami sandingkan dengan destinasi wisata lain di desa kami, semisal ada Kali Kunti untuk wisata religi. Jadi nanti dibuat satu jalur dan sepaket,” jelasnya kepada Solopos.com, Senin (26/12/2022).

Lebih lanjut, Khamid menceritakan pada 2021 Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, datang ke Embung Kedung Banteng untuk menanam pohon.

Ia menyebutkan waktu itu ada sekitar 2.600 pohon yang ditanam pada saat itu. Berbagai jenis pohon, lanjut dia, seperti pohon trembesi, sengon, jambu air, ketapang kencana, sirsak, durian, dan lain sebagainya ditanam di sekitar Embung Kedung Banteng.

Baca juga: Ini Tip Naik Gunung saat Tahun Baru dari APGI Jateng

“Tujuannya yakni membuat sekitar embung menjadi rimbun karena di situ [lokasi Embung] kan terlalu lapang, enggak ada apa-apa. Kemudian, ditanam pohon supaya jadi simpanan air di desa ini, agar mata airnya selalu bagus,” jelas dia.

Khamid menambahkan tujuan penanaman juga untuk membuat obyek wisata baru seperti hutan di pinggir embung. Ia menjelaskan ada sekitar 20 hektare tanah kas desa dan 5 hektare di antaranya khusus ditanami pohon durian.

“Jadi nanti untuk pariwisata kebun buah-buahan. Dan itu nanti berdampingan dengan adanya embung,” kata dia.

Pemanfaatan Embung

Khamid mengungkapkan saat ini embung masih dimanfaatkan untuk menampung air bersih bagi PDAM. Namun, warga lokal juga sudah memanfaatkan dan beraktivitas di sekitar Embung Kedung Banteng.

Baca juga: Cuci Tangan Dan Kaki di Embung, Petani di Grobogan Tenggelam

Ia menjelaskan embung juga ramai didatangi warga setiap pagi atau sore karena menawarkan pemandangan Gunung Merapi dan Merbabu saat cuaca cerah.

“Beberapa orang juga ada yang memancing di sana dan yang mengurus karang taruna sekitar lokasi. Untuk PADes [Pendapatan Asli Desa] yang masuk baru dari sewa tanah sebesar Rp65 juta, belum yang pemancingan,” ujarnya.

Khamid mengungkapkan Pemerintah Desa (Pemdes) Cabeankunti sedang merapatkan agar usaha pemancingan di embung dapat dikelola desa. Menurutnya, usaha tersebut harus di bawah lembaga desa sehingga akan dibuatkan Peraturan Desa (Perdes) terkait pemancingan di Embung Kedung Banteng.

Lebih lanjut, ia berharap pemanfaatan air Embung Kedung Banteng ke depan dapat bekerja sama dengan PDAM dan bisa mengolah air untuk masyarakat Cabeankunti.

“Kemudian, harapan selanjutnya nanti bisa digunakan untuk desa wisata yang bisa menambah income masyarakat, untuk menambahkan pertumbuhan ekonomi yang ada di Desa Cabeankunti,” tuturnya.

Baca juga: Kulon Omah Coffee, Tempat Nongkrong dengan View Pegunungan Telomoyo dan Merbabu

Sementara itu, salah satu warga Cabeankunti, Alex Budiyono, 37, mengungkapkan perbedaan setelah ada Embung Kedung Banteng.

Ia menjelaskan desanya semakin ramai dengan adanya Embung Kedung Banteng. Ia menjelaskan tiap hari tetangga kampung hilir mudik dengan tujuan memancing di embung tersebut.

“Jadi dikelola, per mancing bayar Rp10 ribu. Selain itu, jadi sering ada kunjungan juga, misal dari Pak Ganjar. Masyarakat juga ada yang jualan di situ pas ramai, biasanya pas Minggu Legi begitu. Dulu ditempatkan di embung, sekarang digeser ke perkampungan di baratnya,” kata dia.

Sementara itu, salah satu pemancing asal Desa Candigatak, Heri, mengaku ia sering memancing di Embung Kedung Banteng. Ia mengungkapkan tak hanya dirinya, akan tetapi warga desa lain seperti Desa Bakulan yang bersebelahan dengan Desa Cabeankunti juga banyak yang ikut memancing.

“Yang mancing banyak, orang manapun. Kalau saya mancing pas senggang saja. Kalau di sini ramainya enggak tentu, tergantung info di grup. Misal diinfokan ramai malam ya malam pada ke sini,” kata dia.

Baca juga: Air Sumur Warga Salatiga Sempat Panas, Diduga Aliran Lahar Gunung Merbabu



Lebih lanjut, ia mengungkapkan pada kesempatan memancing tersebut dirinya tidak membayar karena tidak ada petugas yang berjaga. Namun, ia juga tak keberatan jika harus membayar untuk memancing.

“Saya mancing itu untuk hiburan, kalau disuruh bayar ya membayar,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya