SOLOPOS.COM - Purwanto menata anak panah yang sudah dipasangi bulu entok, Senin (18/7/2022). (Solopos.com/Nova Malinda)

Solopos.com, BOYOLALI Warga Boyolali, Purwanto berhasil menekuni usaha membuat busur dan anak panah sejak 2014. Dulu, pendapatan pria kelahiran 1980 itu terbilang lumayan, yakni sekitar Rp16 juta per bulan.

Pandemi Covid-19 turut memukul mundur bisnisnya. Omzetnya menurun hingga Rp5 juta perbulan.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

“Waktu sebelum corona [Covid-19] omzet kami sekitar Rp14-16 juta setiap bulan, tapi karena korona kemarin kami cukup ada penurunan drastis menjadi sekitar 5 juta” ujar pria yang akrab disapa Pur saat ditemui Solopos.com (18/7/2022).

Kerajinan busur dan anak panah diproduksi Pur di rumahnya, tepatnya Desa Dragan, Kecamatan Tamansari, Kabupaten Boyolali. Wanto merintis usaha tersebut bersama istrinya, Tini.

Sebelum Covid-19, Pur dan Tini memiliki sejumlah karyawan. Namun setelah Covid-19, mereka memilih untuk memproduksi sendiri.

Baca juga: Bandeng Presto Bu Rita Boyolali, Pemasarannya Sudah ke Mancanegara

“Dulu sebelum Covid-19, kami memiliki lima karyawan, jadi setiap bagian anak panah ada yang menggerjakan. Contohnya ada yang mengerjakan bagian poin atau bedor yang bahan bakunya dari stainless,” kata Pur.

“Ada yang membuat deder atau sharp arrow dari bambu petung yang didapat dari daerah pegunungan. Ada yang memasang nocks, bahannya diimpor dari Korea,” tambah Pur.

Sebelum Covid-19 Pur dan Tini mampu memproduksi 40-60 lusin anak panah dalam sebulan. Namun sekarang ini mereka hanya bisa memproduksi anak panah minimal satu lusin setiap harinya.

Meski demikian, mereka selalu mendapat permintaan anak panah setiap harinya. Untuk busur, sebelum dan setelah Covid-19 masih sekitar tiga sampai empat buah setiap bulan. “Kami memang fokus produksi anak panah.” Ungkap Tini.

Sepasang suami istri ini cukup memperhatikan detail dan kualitas dari busur dan anak panah yang mereka produksi.

Baca juga: Kerajinan Panah Asal Muntilan Ini Sudah Tembus Pasar Lokal

“Dulu sempat punya tenaga bantu 5 orang, tapi karna sulit memantau kualitas dari hasil dan terkesan ngejar target saja, jadi kami memilih mengerjakannya sendiri” ujar Tini saat ditemui dirumah produksi.

Tini dan Pur menjual jenis anak panah jemparingan dan anak panah horse bow. Harga disesuaikan menurut kualitas barang, mereka menyediakan dua tipe anak panah, yakni engkel dan geplok berbeda. Untuk harganya lebih mahal gaplok karena lebih rumit pengerjaannya.

Harga anak panah dibandrol tergantung kualitasnya. Kisarannya Rp350.000 sampai Rp1,1 juta per lusin. Harga 450.000 sampai 750.000 dibanderol untuk 1 buah busur sesuai tingkat kerumitan pembuatannya. “Kami tidak punya stok, jadi kalo mau ya harus pesan dulu” imbuh bapak anak satu ini.

Busur dan anak panah milik Pur dijual dengan merek klub mereka, Merapi Archery. Awalnya mereka menjual produknya secara langsung melalui perlombaan atau gladen, kemudian terkenal dari mulut ke mulut.

Pesanan busur dan anak panah yang sudah jadi bisa diambil ke rumah atau dipaketkan.

Baca juga: 2 Tahun Tak Ada Pemasukan, Pengusaha Sound System Boyolali Obral Peralatan Suara

Langganan Pur dan Tini berasal dari berbagai daerah. Hingga saat ini, Senin (18/7/2022) setidaknya mereka mempunyai pelanggan setia dari 50 klub lebih.

“Kalau di Indonesia pelanggan nya ada yang dari Bali, Lampung, Surabaya, Riau, Jawa Timur, Jogja, Jawa Tengah termasuk Soloraya. Kalo luar negeri pernah sampai ke Hungaria” ucap Tini saat berbincang dengan Solopos.com.

“Merapi Archery hasil produksinya Mantabbb.. Memuaskan.. Gampang diajak tukar pengalaman.. Cuma satu ya.. Kurang tepat waktu..” tulis pelanggan setia Pur asal Cepogo, Win saat dihubungi Solopos.com melalui WhatsApp.

Selain menjadi sumber pendapatan, Pur menekuni usaha kerajinan busur dan panah karena ingin melestarikan warisan budaya lokal tersebut.

Dia mengaku sering mengikuti acara gladen diberbagai tempat, mulai di Jogja, Bali, Madura, Jakarta, Surabaya. Ia juga beberapa kali mengadakan gladen sendiri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya