SOLOPOS.COM - Kompleks gedung SDIT Hidayah Ngawen, Klaten, yang nyaris diterjang tol Solo-Jogja. Foto diambil Jumat (14/7/2023). (Solopos/Taufiq Sidik Prakoso)

Solopos.com Stories

Solopos.com, KLATEN — SDIT Hidayah Ngawen memiliki cerita pahit manis terkait pembangunan jalan tol Solo-Jogja di wilayah Klaten. Sekolah tersebut nyaris diterjang pembangunan jalan bebas hambatan tersebut namun kemudian batal karena ada perubahan desain.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Kepala SDIT Hidayah Ngawen, Ahmadi, saat berbincang dengan Solopos.com, Senin (17/7/2023) malam, menceritakan saat itu tahun 2019 dan kabar terkait rencana pembangunan jalan tol Solo-Jogja kian santer. Pada Juli 2019, rombongan pejabat Pemkab Klaten dan tim dari proyek tol mendatangi sekolah tersebut.

Dari kunjungan itu, pengelola sekolah sempat mendapatkan informasi sebagian lahan sekolah masuk dalam rencana pembangunan pembangunan jalan tol. “Awal-awal itu [bangunan] sekolah kami hilang separuh,” kata Ahmadi.

Kabar itu membuat pengelola sekolah setempat bergerak mencari alternatif tempat baru. Sejumlah opsi disiapkan pengelola jika rencana sekolah itu diterjang tol benar-benar terjadi.

Tak hanya pengelola, kabar sebagian bangunan SD di Ngawen, Klaten, itu kena proyek tol Solo-Jogja membuat heboh orang tua siswa. “Kabar itu hampir satu tahun berjalan. Kemudian ada Covid-19 itu jadi redam,” jelas Ahmadi.

Setelah itu datang kabar terkait penetapan lokasi lahan yang diterjang tol Solo-Jogja dan ternyata sebagian tanah serta bangunan SD di Ngawen itu dipastikan tak jadi dibebaskan. Ada pergeseran rencana lokasi lintasan tol.

tol solo-jogja klaten
Truk melintas di lokasi proyek tol Solo-Jogja di wilayah Desa Kahuman, Kecamatan Ngawen, Klaten, yang berdekatan dengan Exit Tol Ngawen pada Januari 2023 lalu. (Solopos/Taufiq Sidik Prakoso)

Dimungkinkan pergeseran itu imbas dari pergeseran lintasan tol yang sebelumnya berdekatan dengan dua sumber mata air. Kini, lokasi tanah untuk pembangunan jalan tol Solo-Jogja berada di sisi utara kompleks SD tersebut. Jaraknya hanya terpaut sepatok sawah antara sekolah dengan calon lokasi lintasan tol Solo-Jogja.

Setelah pembebasan lahan, proyek pembangunan tol selama beberapa waktu terakhir sudah mulai dilakukan di wilayah Kecamatan Ngawen termasuk di lokasi yang berdekatan dengan sekolah tersebut.

Soal dampak dari proyek pembangunan tol Solo-Jogja yang kini bergulir, Ahmadi menjelaskan selama ini komunikasi terus berjalan antara pengelola sekolah dengan pemerintah desa serta kecamatan guna meminimalkan dampak tersebut.

Terlalu Dekat Sumber Mata Air

“Kami berkomunikasi dengan kecamatan, kelurahan yang kemudian diusulkan dan direspons oleh pengembang tol. Misalnya tentang jalur truk pengangkut material yang sempat lewat depan [sekolah]. Kemudian kami komunikasikan akhirnya tidak lagi lewat depan sekolah melainkan lewat jalur utama tol. Prinsipnya komunikasi berjalan,” kata dia.

Berdasarkan data yang dihimpun Solopos.com, rencana trase tol Solo-Jogja terutama yang melintasi wilayah Klaten mengalami pergeseran sebelum keluar Surat Keputusan Gubernur Jawa Tengah tentang penetapan lokasi (penlok) pengadaan tanah untuk tol.

Pergeseran dilakukan karena rencana lintasan awal berdekatan dengan dua sumber mata air di Kecamatan Kebonarum, Klaten. Pergeseran itu juga setelah melalui pembicaraan antara Pemkab dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) pada 2019.

tol solo-jogja klaten
Warga melintas di salah satu terowongan jalan penghubung desa yang bersimpangan dengan calon lokasi tol Solo-Jogja di Kecamatan Ngawen, Klaten, Jumat (15/7/2023). (Solopos/Taufiq Sidik Prakoso)

Dari rencana awal proyek strategis nasional (PSN) itu, Pemkab mengusulkan sejumlah poin. Salah satunya pergeseran trase tol di antara Umbul Geneng dan Umbul Lanang di Kecamatan Kebonarum.

Usulan pergeseran itu berdasarkan aturan soal jarak garis sempadan pada Pasal 11 Permen PUPR No 28/2015 tentang Penetapan Garis Sempadan Sungai dan Garis Sempadan Danau.

Dalam aturan itu, garis sempadan mata air ditentukan mengelilingi mata air paling sedikit berjarak 200 meter dari pusat. Sementara jarak antara Umbul Geneng dan Umbul Lanang kurang dari 200 meter.

Proyek pembangunan jalan tol Solo-Jogja dikhawatirkan mengganggu debit air kedua sumber mata air di Klaten itu. Apalagi, air dari Umbul Geneng dan Umbul Lanang dimanfaatkan PDAM Tirta Merapi Klaten untuk melayani 20.000 pelanggan di wilayah Klaten kota.

Usulan Pemkab itu akhirnya disetujui dan trase tol yang semula melintas di antara dua sumber mata air itu kemudian bergeser ratusan meter ke sisi utaranya. Di sisi lain, lokasi jalan tol Solo-Jogja juga melintasi cagar budaya di wilayah Kabupaten Bersinar.

Kedua cagar budaya itu yakni yoni di Desa Keprabon, Kecamatan Polanharjo. Satu lokasi lainnya yakni situs Wonoboyo yang pernah ditemukan artefak emas dan perak peninggalan Mataram Kuno.

Nasib Kawasan Cagar Budaya

Pelaksana pembangunan tol Solo-Jogja memastikan pembangunan tol tidak akan mengganggu cagar budaya serta situs itu.  Rekayasa teknis dilakukan dengan membikin jalan tol melintas di atas cagar budaya serta situs atau jalan tol dibuat melayang.

Kabid Kebudayaan Dinas Kebudayaan Pemuda Olahraga dan Pariwisata (Disbudporapar) Klaten, Widowati, menjelaskan sejak awal muncul rencana pembangunan tol, Pemkab sudah mengomunikasikan dengan pelaksana agar kawasan atau situs cagar budaya tidak diutak-atik.

jalan beton bawah tol solo-jogja klaten
Kondisi jalan beton di bawah lokasi jalan tol Solo-Jogja yang dibangun warga dan TNI lewat program TMMD Manunggal di Desa Kahuman, Ngawen, Klaten, Kamis (8/6/2023). (Solopos/Taufiq Sidik Prakoso)

“Sejak awal sudah dikomunikasikan antara pihak tol dengan Disbudporapar. Nanti jalan tol akan melintas di atasnya atau dibuat melayang. Untuk pengawasan, dari BPK [Badan Pelestarian Kebudayaan] wilayah X dan Disbudporapar selalu koordinasi dan selalu memantau. Sampai sekarang masih aman,” kata Widowati.

Bupati Klaten, Sri Mulyani, berharap rencana pembangunan jalan tol Solo-Jogja yang sebagian besar melintasi Klaten jangan sampai membawa dampak negatif untuk Kabupaten Bersinar. Di sisi lain, dengan adanya tol Solo-Jogja, Mulyani berharap semakin membuat Klaten menjadi tempat jujugan baik itu wisata, kuliner, maupun berinvestasi.

Mulyani mengatakan harus ada sinergi antara kabupaten, provinsi, serta pemerintah pusat terkait pembangunan jalan tol tersebut. Sinergi itu termasuk untuk meminimalkan dampak dari proyek strategis nasional itu.



Mulyani mengaku untuk mengurangi dampak negatif dari tol ini tentunya tidak mudah karena baru jalan beberapa persen dan sudah meninggalkan sesuatu yang sangat kena di hati masyarakat kaitannya jalan. Kondisi jalan di Klaten banyak yang rusak akibat dilewati truk uruk tol.

“Tentunya PSN ini ke depan harus sukses dan harapannya pemerintah pusat memberikan bantuan melalui DAK untuk perbaikan-perbaikan jalan di Klaten,” kata Mulyani saat ditemui Solopos.com seusai menghadiri forum bisnis di Mal Pelayanan Publik (MPP) Klaten, Selasa (18/7/2023).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya