SOLOPOS.COM - Uang palsu yang diterima salah satu pedagang kaki lima di tepi Jl Veteran, Kelurahan Bareng Lor, Kecamatan Klaten Utara, Rabu (30/8/2023) malam. (Solopos/Taufiq Sidik Prakoso)

Solopos.com, KLATEN — Seorang pedagang kaki lima atau PKL di Klaten menjadi korban peredaran uang palsu. Pedagang bernama Lastri, 52, itu berjualan di tepi Jl Veteran, Kelurahan Bareng Lor, Kecamatan Klaten Utara.

Perempuan yang sudah 29 tahun membuka usaha warung lesehan itu menjadi korban peredaran uang palsu pada Senin (28/8/2023) malam. Saat itu sekitar pukul 23.00 WIB.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Lastri beristirahat sebentar sembari menunggu kalau-kalau ada pembeli yang datang sebelum warung tutup. Benar saja, saat itu datang seorang pria mengendarai sepeda motor matik parkir dan masuk ke warung.

Pembeli yang belakangan membayar pakai uang palsu kepada PKL di Klaten itu memiliki ciri-ciri wajah bulat dan umur sekitar 30 tahun serta berbahasa Jawa. Ia memesan seporsi bebek goreng plus minuman. Dia kemudian menyantap hidangan itu di warung lesehan tersebut.

Tidak ada gerak-geriknya yang mencurigakan. Setelah selesai makan, pria itu kemudian membayar menggunakan uang pecahan Rp50.000 dan ia tambahi uang kertas lainnya hingga total Rp53.000. Uang tersebut diterima karyawan warung yang kemudian memberikan kembalian Rp30.000.

Awalnya, karyawan maupun Lastri tak curiga dengan uang yang diterima dari pria tersebut. Pembeli itu juga langsung bergegas meninggalkan warung. Setelah dicek lagi, ternyata tekstur selembar uang kertas Rp50.000 yang diterima dari pembeli terakhir hari itu berbeda dengan uang lainnya.

“Saya pegang kok selembar uang itu ra padha kancane [tidak sama dengan uang pecahan Rp50.000 lainnya],” kata Lastri saat ditemui Solopos.com di warungnya, Rabu (30/8/2023) malam

Permukaannya halus seperti uang mainan. PKL Klaten itu pun langsung menyimpulkan uang Rp50.000 itu palsu. Apalagi uang tersebut tak dilengkapi benang pengaman berwarna emas.

Dia semakin yakin ketika hari berikutnya menanyakan ke salah satu langganannya yang seorang pegawai bank. Pegawai bank itu memastikan selembar uang Rp50.000 itu palsu.

Lastri sudah mengikhlaskan dan memilih tak melaporkan hal itu ke polisi. Peristiwa itu mengingatkan Lastri untuk lebih teliti ketika menerima uang dari pembeli.

“Dulu pernah [menerima uang palsu] pecahan Rp100.000. Tetapi sudah lama sekali. Sekarang lebih teliti lagi ketika menerima uang. Dicek dulu tekstur uangnya seperti apa,” jelas Lastri.

Karyawan warung tersebut, Asih, 58, mengatakan ketika itu pembeli pria tersebut membayar menggunakan tiga lembar uang kertas. Dua lembar uang kertas pecahan Rp1.000 dan Rp2.000 lalu di bawahnya pecahan uang Rp50.000.

Asih pun tak menyadari sebelumnya bahwa ternyata uang pecahan Rp50.000 itu palsu. Asih menjelaskan orang tersebut terlihat tenang sejak masuk warung hingga membayar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya