SOLOPOS.COM - Caleg DPRD Solo dari Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Sonny, saat berbicara dalam acara Ngabuburit Demokrasi New Comers di Parlemen Solo, Menyala! Di The Apic Banyuanyar, Banjarsari, Selasa (19/3/2024) sore. (Solopos.com/Kurniawan)

Solopos.com, SOLO—Pendekatan interaksi langsung masih terbukti ampuh bagi para Caleg DPRD Solo, untuk mendulang suara di Pemilu 2024. Setidaknya hal itu dirasakan Caleg Partai Solidaritas Indonesia (PSI) di Daerah Pemilihan (Dapil) II Solo yang meliputi Kecamatan Laweyan, Sonny.

Dengan rajin terjun di tengah-tengah masyarakat, Sonny lolos ke DPRD Solo. Bahkan dia mendapatkan 5.558 suara, yang merupakan persentase tertinggi dibandingkan Caleg lain. Saat menjadi narasumber Ngabuburit Demokrasi New Comers di Parlemen Solo, Menyala!, Selasa (19/3/2024) sore, dia menceritakan perjuangannya.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

“Saya sering ikut kegiatan. Saya punya grup PKK cukup banyak, ada 30 grup se Laweyan. Saya sering ikut PKK, diundang. Saya kalau Minggu itu arisan PKK seringnya. Jadwal saya jam 16.00 WIB pasti PKK,” ungkap dia.

Selain rajin hadir dalam pertemuan PKK, Sonny juga rutin mengikuti kegiatan senam pagi bersama ibu-ibu. Dia senang bersosialisasi dengan ibu-ibu karena lebih loyal. Berbeda dengan laki-laki yang mudah digoyang.

“Saya juga banyak ikut kegiatan senam. Hari Minggu pagi saya sering diundang, saya aktif. Saya sukanya ibu-ibu itu karena paling loyal. Kalau bapak-bapak itu gampang digoyang, beda kalau ibu-ibu lebih loyal,” urai dia.

Sonny juga mengaku sering blusukan, menemui masyarakat kurang mampu di Laweyan. Dalam interaksi dengan masyarakat tidak mampu, dia sebisa mungkin membantu menyelesaikan berbagai permasalahan yang dihadapi.

Namun permasalahan yang dimintakan untuk diselesaikan beraneka ragam. Bahkan terkadang permasalahan itu cukup menggelitik. Salah satunya ketika Sonny dimintai tolong warga untuk menutup utang Rp200 juta.

“Saya juga sering blusukan seperti Mas Kevin [Kevin Fabiano], turun ke masyarakat. Tapi kadang juga lucu, mohon maaf, ada yang sampai utang di bank saja suruh lunasi. Saya tanya utangnya ternyata Rp200 juta,” kata dia.

Permasalahan lain yang dihadapi masyarakat menurut Sonny seperti tidak mampu menebus ijazah di sekolah, kesulitan untuk makan, tidak mampu membayar biaya rumah sakit, hingga kondisi atap rumah yang bocor.

“Kami sebagai new comers harus bisa menyelesaikan permasalahan saat terjun ke lapangan. Kalau bertemu warga tidak menyelesaikan masalah, mereka kecewa. Tapi harus pandai memilah mana yang prioritas,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya