Soloraya
Rabu, 19 Mei 2021 - 17:12 WIB

Cerita Tim SAR UNS Evakuasi Korban Perahu Terbalik di WKO Boyolali: Berjibaku dengan Air, Lumpur, dan Darah

Newswire  /  Chelin Indra Sushmita  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Tim SAR gabungan membawa jenazah korban perahu wisata terbalik di Waduk Kedungombo, Minggu (16/5/2021). (Istimewa/Tim SAR Jateng)

Solopos.com, BOYOLALI – Proses evakuasi korban perahu terbalik di Waduk Kedungombo (WKO), Boyolali, pada Sabtu (15/5/2021) melibatkan banyak pihak. Salah satunya Badan Koordinasi Pelaksana (Bakorlak) SAR Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo.

Tim SAR dari UNS Solo ini berhasil mengevakuasi tiga jasad korban, yakni dua anak-anak dan satu orang dewasa. Salah satu anggota tim SAR UNS Solo, Faizal Pramudito, mengatakan pihaknya datang ke lokasi bersama 15 personel setelah mendapat informasi dari grup Whatsapp sukarelawan SAR pada Sabtu siang.

Advertisement

Mereka tiba di lokasi pada Sabtu sore, sekitar pukul 17.00 WIB. Mereka membawa perlengkapan standar evakuasi korban kecelakaan air.

Baca juga: Sejarah Kelam Waduk Kedung Ombo hingga Jadi Tempat Wisata

Advertisement

Baca juga: Sejarah Kelam Waduk Kedung Ombo hingga Jadi Tempat Wisata

Selama proses pencarian, Faizal mengatakan timnya mengalami kendala jarak pandang di dalam air yang sangat terbatas. Hal ini disebabkan kondisi air di waduk yang keruh dan berlumpur.

“Setiap kejadian kecelakaan di air dalam pencarian korban, kendala utamanya adalah jarak pandang yang sangat terbatas. Bahkan, sama sekali tidak bisa melihat. Kedalaman waduk di area pencarian korban antara 15 sampai dengan 30 meter,” tutur Faizal seperti dikutip dari Inews.id, Rabu (19/5/2021).

Advertisement

“Dua penyelam dari SAR UNS melakukan pencarian. Kemudian, pada penyelaman kedua, tim berhasil menemukan dan mengangkat dua orang korban sekaligus, yaitu ibu-ibu dan anak perempuan. Penyelaman ketiga dan keempat nihil,” ujar Faizal.

Heroik

Evakuasi jasad korban dilakukan dengan cara yang cukup rumit. Setiap sukarelawan penyelam menyusuri waduk dengan memasang tali penghubung di tubuhnya dengan peahu karet.

Tali itu dipakai untuk berjaga-jaga jika ada sesuatu hal yang terjadi. Sekaligus menjadi tanda bahwa mereka berhasil menemukan jasad korban.

Advertisement

Alhasil ketika korban sudah ditemukan, maka penyelam langsung menarik tali yang terhubung di badannya sebagai kode agar sukarelawan SAR yang berada di perahu karet segera menarik tali tersebut. Hal ini dimaksudkan agar penyelam dan jasad yang berhasil dievakuasi terangkat dengan mudah.

Baca juga: Bocah 13 Tahun Jadi Nahkoda Perahu di WKO Boyolali, KPAI: Itu Pekerjaan Terburuk

“Rencana semula jika menemukan korban maka semua korban akan ditali menjadi satu semua. Karena tim mengira semua korban saling berdekatan. Namun, karena menyesuiakan situasi maka setiap penyelam menemukan korban maka penyelam segera menarik tali penghubung untuk memberi kode,” tuturnya.

Advertisement

Dalam proses evakuasi tersebut tim Bakorlak SAR UNS berhasil menemukan tiga korban tewas. Namun keberhasilan itu harus dibayar dengan insiden salah seorang anggota tim penyelam yang terluka akibat terkena pisau selam saat hendak melepaskan diri dari jeratan tali tambatan warung apung.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif