SOLOPOS.COM - Pengecekan Early Warning System atau alat deteksi dini banjir, di Anak Sungai Serang, Desa Bandung Kecamatan Wonosegoro Kabupaten Boyolali, Selasa (27/12/2022). (Solopos.com/Nova Malinda).

Solopos.com, BOYOLALI Kepala Desa Bandung, Kecamatan Wonosegoro, Boyolali, Rahmat Handoyo, mengatakan terdapat satu Rukun Tetangga (RT) di Desa Bandung yang dinilai sangat rawan bencana longsor dan banjir.

RT tersebut berlokasi di RT 03 RW 05 Dusun Bandung Wetan. Sekitar 25 KK warga di RT tersebut memilih pindah dari kediaman agar terhindar dari ancaman bencana.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

“Banyak, belum semua RT. Tapi itu karena posisi dekat jurang, di bawahnya ada sungai. Itu selalu kalau ada aliran arus yang besar selalu lolos-lolos [tanahnya longsor], akhirnya selalu berkurang, sangat banyak,” ucap dia kepada wartawan, Selasa (27/12/2022).

Sejak 2007, kata Rahmat, pemerintah setempat sudah mengajukan satu wilayah yang sangat rawan. Bahkan ada wacana akan merelokasi semua warga, namun Rahmat mengaku belum memungkinkan karena biaya terlalu tinggi.

Pemerintah desa bersama warga setempat pernah membangunkan sebuah rumah untuk salah satu warga di Desa Bandung. Rumah tersebut dibangun di atas tanah kas desa, kemudian anggarannya berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes) dan swadaya masyarakat.

Baca juga: BENCANA BOYOLALI : 10 Rumah di Wonosegoro Masih Terancam Longsor

“Saat itu ada warga yang diberi tanah kas dan kami buatkan rumah bersama masyarakat dari APBDes dan swadaya masyarakat. Karena kebetulan warga tersebut tidak punya tanah yang lain, tanahnya dimakan banjir,” jelasnya.

Lebih lanjut, Desa Bandung sudah puluhan tahun berlangganan banjir bandang. Rahmat menjelaskan banjir bandang di desanya sudah sering terjadi sejak ia masih kecil.

“Di desa ini banyak sekali insiden-insiden banjir terutama yang sangat kami rasakan itu Alhamdulillah belum ada korban jiwa. Korban materi berupa kami tempat tinggal,” kata dia.

Hampir setiap tahun itu ada yang namanya longsor. Menurut Rahmat, beberapa talud pengaman di desanya terseret arus saat banjir pada musim penghujan kali ini.

Baca juga: Evakuasi Banjir, Warga Jaten Dibikin Panik Kehadiran Ular Hijau Ekor Merah

“Hujan pertama sangat besar ketika banjirnya kebetulan ada talud pengaman jembatan, baru kemarin hilang, dan juga anggel penahan arus, hilang,” jelas Rahmat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya