SOLOPOS.COM - Ratusan warga memadati Jalan Raya Sukowati saat melihat atraksi tarian anak dalam momentum CFD terakhir sebelum Ramadan di Sragen, Minggu (19/3/2023). (Solopos.com/Tri Rahayu)

Solopos.com, SRAGEN—Warung-warung makan di wilayah Kabupaten Sragen diimbau tutup selama Ramadan untuk menghormati umat muslim yang sedang menjalankan ibadah puasa.  Tak hanya warung makan, pelaksanaan car free day (CFD) juga ditiadakan selama Ramadan.

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sragen segera mengeluarkan surat imbauan tentang penutupan warung selama Ramadan dalam waktu dekat.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Imbauan itu diungkapkan Bupati Sragen Kusdinar Untung Yuni Sukowati saat ditemui wartawan di arena CFD Alun-alun Sragen, Minggu (19/3/2023). Perlaksanaan CFD, Minggu  pagi, berlangsung meriah karena CFD terakhir sebelum memasuki Ramadan itu dimeriahkan atraksi tarian anak-anak dan rangkaian Hari Ulang Tahun (HUT) ke-49 Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI).

Bupati mengatakan CFD selama Ramadan ditutup sampai selesai Ramadan. Dia mengatakan tidak ada car free night (CFN) karena pekerjaan di ring road utara masih berjalan sehingga berisiko kalau dilakukan CFN.

Yuni, sapaan akrab Bupati, mengungkapkan selama Ramadan ada kegiatan rutin yang dilakukan Pemkab Sragen, yakni Zuhur keliling, Asar keliling, dan tarawih keliling.

“Tiga kegiatan itu dilakukan setiap hari untuk menyapa masyarakat seraya mencari aspirasi. Kalau malamnya ada dialog. Saat zuhur dan asar keliling itu ada pembagian sembako  bagi warga miskin sesuai data di desa setempat,” jelas dia.

Yuni melanjutkan selain CFD, warung-warung makan juga diimbau tutup kalau pun buka sore hari. Dia mengatakan jika masih tetap buka diharapkan bisa mengerti dan memahami serta saling menghormati dengan umat muslim yang menjalankan ibadah puasa. Dia mengatakan dalam pengaturan jam buka warung ini diatur sebaik mungkin.

“Biasanya ada aduan masyarakat. Saya kira kita hidup dalam negara dengan toleransi tinggi. Kalau ada mis satu atau dua orang itu karena ketidaktahuan, bukan kesengajaan untuk memperkeruh suasan. Kami perintahkan supaya memberi teguran yang halus agar mereka tidak salah persepsi,” jelasnya.

Yuni mengungkapkan ada masukan dari Forum Umat Islam Sragen (FUIS) yang meminta semua warung tutup. Dia menyampaikan tidak semua warga Sragen berpuasa karena Sragen tidak 100% muslim sehingga saling menghormati.

“Nanti ada imbauan. Kalau makan di warung supaya di tempat tertutup,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya