SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solopos.com, SOLO–Wali Kota Solo, F.X. Hadi Rudyatmo, mengimbau semua elemen masyarakat agar tidak mencabik kondusivitas yang telah terbangun di Kota Bengawan. Wali Kota juga mendorong kepolisian bertindak tegas kepada pihak yang sengaja mengacaukan stabilitas keamanan.

Hal itu menyusul aksi kekerasan yang melibatkan Jamaah Ansharut Tauhid (JAT), Laskar Umat Islam Surakarta (LUIS) dan Slankers Club Solo (SCS) di car free day Jl. Slamet Riyadi, Minggu (15/6). Aksi tersebut menyebabkan seorang warga terluka.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

“Kami minta semua elemen masyarakat agar menjaga iklim yang aman dan kondusif. Solo milik kita bersama, bukan kelompok atau golongan,” ujarnya saat ditemui wartawan seusai peringatan HUT ke-68 Pemkot di Benteng Vastenburg, Senin (16/6/2014).

Wali Kota menyayangkan aksi kekerasan terjadi di ruang publik seperti CFD. Menurut Rudy, sapaan akrabnya, CFD semestinya dimanfaatkan sebagai sarana hiburan dan olahraga masyarakat. Oleh karena itu, pihaknya mendorong aparat mengusut tuntas dalang aksi main hakim sendiri tersebut. “Kepolisian harus segera mengusut. Kalau dibiarkan bisa terus-terusan,” tutur dia.

Pihaknya telah menginstruksikan Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo) agar lebih ketat mengatur dinamika CFD. Menurut Rudy, longmarch yang dilakukan JAT dan LUIS semestinya dilakukan di luar ajang bebas asap kendaraan tersebut. “CFD diutamakan untuk kegiatan hiburan, olahraga seni dan budaya. Kalau mau longmarch silakan di luar pukul 06.00 WIB-09.00 WIB (waktu penyelenggaraan CFD,” tukas Rudy.

Senada Wali Kota, Kepala Dishubkominfo, Yosca Herman Soedrajad, menyesalkan aksi kekerasan yang terjadi di CFD. Menurut Yosca, aksi anarkis yang dilakukan oknum ormas sudah mengganggu kenyamanan para pengunjung CFD. “CFD bukan ajang show of force (pamer kekuatan). Kami sangat kecewa ada masyarakat yang seperti itu,” tuturnya.

Ke depan, pihaknya akan mengevaluasi perizinan acara sejenis longmarch oleh ormas di CFD. Pasalnya, ada kecenderungan ormas mengabaikan perizinan saat menggelar longmarch di area tersebut. Disinggung apakah aksi yang digelar JAT dan LUIS belum berizin, Yosca tak menampiknya. “Kegiatan yang sifatnya mengerahkan massa seharusnya izin. Kalau sudah seperti ini siapa yang bertanggungjawab?.” Yosca menambahkan kesadaran moral dan etika penting di ruang publik seperti CFD.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya