SOLOPOS.COM - Car free day (CFD) Sragen ditiadakan pada 25 Desember 2022 dan 1 Januari 2023. (Istimewa)

Solopos.com, SRAGEN — Pemkab Sragen memutuskan car free day (CFD) pada Minggu (25/12/2022) dan Minggu (1/1/2023) ditiadakan sementara. Kebijakan tersebut diambil dalam rangka menyambut Natal 2022 dan Tahun Baru 2023. Keputusan ini direspons setengah hati oleh pedagang.

Pasalnya CFD Sragen yang digelar di Alun-alun Sasana Langen Putra selama ini menjadi unjung tombak ekonomi bagi pedagang kaki lima (PKL). Jumlah pengunjung di CFD biasanya mencapai 1.000 orang. Perputaran uang di CFD setiap Minggu itu bisa di atas Rp50 juta dalam tempo 2-3 jam.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Kabid Bidang Pemuda dan Olahraga Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga (Disparpora) Sragen, Teguh Yulianto, mengungkapkan peniadaan CFD bentuk toleransi terhadap perayaan hari besar keagamaan, yakni Hari Natal.

“Tahun Baru itu ada kegiatan besar pada malam Tahun Baru, yakni Sabtu (31/12/2022). Tentunya petugas dari Polres, Dinas Perhubungan (Dishub), dan Satpol PP turut berjaga sampai dini hari, terutama di seputaran Alun-alun Sasana Langen Putra. Pada pagi harinya pasti lalu lintas padat,” ujar Teguh saat dihubungi Solopos.com, Rabu (21/12/2022).

Peniadaan CFD sementara itu, menurutnya, sudah disosialisasikan pada Minggu (18/12/2022) lalu.

Baca Juga: Perayaan Natal di Sragen Tanpa Pembatasan, CFD Ditiadakan

Sementara itu, Ketua Paguyuban PKL CFD Sukowati Sragen, Stella, pihaknya berharap CFD diliburkan sekali saja. Dia mengatakan para pedagang agak kaget  ketika ada pengumuman CFD Minggu (25/12/2022) diliburkan. Pasalnya,  para PKL berharapnya bisa mencari uang saku untuk akhir tahun.

“Tetapi semua itu kembali lagi kepada keputusan pemerintah atau dinas terkait. Kalau ditanya dari sisi pedagang ya sedih karena berharapnya CFD liburnya hanya sekali sehingga yang satunya bisa untuk jualan lagi,” ungkapnya.

Stella mengatakan jumlah anggota Paguyuban PKL CFD Sukowati sebanyak 200 orang lebih. Penghasilan mereka, ujar dia, tergantung jenis jualannya. Dia menyebut kalau jualannya standar pentol, cilor, dan sejenisnya maka penghasilannya Rp200.000/hari. Tetapi kalau dagangannya, sebut dia, penyetan, cumi, pizza, dimsum, dan seterusnya bisa mendapatkan penghasilan Rp500.000-Rp1 juta per hari.

Baca Juga: 620 CPNS Sragen Diangkat Jadi PNS, Bupati Ingatkan Loyalitas dan Core Value ASN

“Perputaran uangnya cukup besar di CFD. Pedagang menengah ke bawah lebih banyak. Perbandingannya penjual pentol itu bisa 10 orang sedangkan penjual penyetan hanya dua orang. Jadi yang penghasilannya Rp500.000-Rp1 juta itu paling 30%. Pedagang lainnya di bawah Rp500.000 per hari, seperti jualan es teh, pentol, siomay, dan seterusnya,” katanya.

Stella terhitung memiliki penghasilan di antara Rp500.000-Rp1 juta per hari karena jualannya dimsum dan takoyaki. Kalau pas sepi, penghasilan Stella bisa sampai Rp400.000 per hari dan kalau rampai bisa Rp600.000-Rp700.000 per hari. Saat ada event besar, ungkap dia, penghasilannya bisa sampai di atas Rp1 juta per hari.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya