SOLOPOS.COM - JUMPING--Seorang biker jumping di atas papan tanjakan semi permanen saat berlatih di arena CFD di Jl Raya Sukowati Sragen, Minggu (1/7/2012). (Tri Rahayu/JIBI/SOLOPOS)


JUMPING--Seorang biker jumping di atas papan tanjakan semi permanen saat berlatih di arena CFD di Jl Raya Sukowati Sragen, Minggu (1/7/2012). (Tri Rahayu/JIBI/SOLOPOS)

Arena car free day (CFD), Minggu (1/7/2012), tak ramai bila dibandingkan CFD pekan sebelumnya. Tak banyak aktivitas warga di CFD yang berlangsung di Jl Raya Sukowati dan Alun-alun Sasana Langen Putra Sragen. Biasanya ratusan orang menumpuk di sekitar alun-alun dengan berbagai macam aktivitasnya.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Tapi, aktivitas masyarakat hanya terkonsentrasi pada beberapa titik, yakni tempat mainan anak, pedagang kaki lima (PKL), komunitas pecinta reptil dan komunitas olahraga rekreasi. Jumlah mereka pun cukup sedikit hanya seratusan orang.

Dari sekian komunitas, komunitas pecinta sepeda BMX menyedot banyak perhatian warga, terutama dari kalangan remaja dan anak-anak. Mereka menonton atraksi free style dari para anggota Asosiasi Bebek Indonesia (ABI) Sragen. Para anggota ABI beraksi dengan membuat tanjakan setinggi 50 cm semi permanen. Dengan sepeda BMX itu, para biker jumping sampai setinggi satu meter di atas papan. Sebanyak 25 biker yang tergabung dalam komunitas itu.

Gaya atraktif para biker itu membuat takjub anak-anak yang duduk lesehan di jalan aspal sisi utara Jalan Raya Sukowati. Beberapa kali mereka itu bertepuk tangan ketika melihat biker jumping dengan gaya yang unik. “Biasanya kami berlatih di GOR Diponegoro setiap sore. Kali ini kami sengaja berlatih di arena CFD untuk menarik perhatian masyarakat tentang olahraga rekreasi ini,” ujar Ferry, salah satu biker yang memiliki prestasi tingkat nasional.

Ada lima remaja lagi yang memiliki prestasi nasional seperti Ferry, yakni Vendy, Herry, Fajar, Sony dan Cicik. Mereka meraih prestasi dalam kejuaraan BMX di Ancol, Bogor, Malang sampai Bali pada 2007-2008. Meskipun kaya prestasi, komunitas ini minim fasilitas berlatih. “Di GOR itu papan jumping yang ada hanya setinggi satu meter. Padahal dalam kejuaraan tingkat nasional papan jumping minimal setinggi 1,8 meter. Bahkan di Ancol itu, saat saya jadi juara I nasional papan jumping tinginya sampai 2,3 meter,” papar Ferry.

Ferry dan teman-temannya berusaha membentuk ABI Sragen dan sudah mendapat persetujuan dari Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI). Bahkan Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) pun juga sudah memberi rekomendasi. Namun dari pihak Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sragen malah tidak memberi rekomendasi.

“Dulu zaman Pak Untung mau dibuatkan tempat berlatih kelas nasional. Karena kena kasus tidak jadi. Bupati sekarang, Pak Agus mestinya bisa membuatkan tempat berlatih. Tapi sampai sekarang tak pernah. Jangankan tempat berlatih, rekomendasi untuk pendirian ABI saja tidak diberi,” keluhnya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya